Afghanistan Terancam Gelap Gulita Akibat Tunggakan Tagihan Listrik Negara

- 7 Oktober 2021, 19:15 WIB
Ilustrasi Afghanistan, Afghanistan Terancam Gelap Gulita Akibat Tunggakan Tagihan Listrik Negara
Ilustrasi Afghanistan, Afghanistan Terancam Gelap Gulita Akibat Tunggakan Tagihan Listrik Negara //Reuters/WANA

“Kami telah meminta UNAMA di Kabul untuk membantu rakyat Afghanistan membayar pemasok listrik negara itu sebagai bagian dari bantuan kemanusiaan mereka,” kata Safiullah Ahmadzai melalui telepon, merujuk pada Misi Bantuan PBB di Afghanistan.

Dia juga mengatakan bahwa sekitar $90 juta diminta dari Misi Bantuan PBB karena tagihan yang belum dibayar akan melonjak menjadi sekitar $85 juta dalam seminggu.

“Misi Bantuan PBB belum menanggapi permintaan itu,” kata Safiullah Ahmadzai.

Saat ini, tidak ada pemadaman listrik yang signifikan sekarang di Kabul atau di tempat lain di Afghanistan. Safiullah Ahmadzai mengatakan hanya 38% dari 38 juta penduduk Afghanistan yang saat ini memiliki akses listrik.

Menurut juru bicara Taliban yaitu Bilal Karimi, pemerintah Taliban juga sedang berusaha untuk membayar tagihan listrik dan telah meminta negara-negara tetangga untuk menghindari pemutusan pasokan listrik.

“Kami memiliki hubungan yang baik dengan mereka dan kami tidak berharap mereka berhenti memberi kami kekuatan,” tambah Bilal Karimi melalui telepon.

Ketika Taliban meraih kekuasaan setelah penarikan Amerika Serikat dari Afghanistan, perusahaan listrik negara Afghanistan telah berjuang untuk mengumpulkan pembayaran dari konsumen karena situasi keamanan dan kondisi ekonomi yang suram.

Pemadaman listrik biasa terjadi di Afghanistan, bahkan sejak pemerintah yang didukung Amerika Serikat berkuasa.

Sebelumnya, Taliban juga ikut bertanggung jawab atas peristiwa penyerangan menara transmisi pada tahun lalu, yang menyebabkan pemadaman listrik di Kabul.

Afghanistan membutuhkan sekitar 1.600 megawatt listrik setiap tahun. Saifullah Ahmadzai mengatakan sumber listrik domestik Afghanistan, yang meliputi pembangkit listrik tenaga air, panel surya dan bahan bakar fosil, memenuhi sekitar 22% dari kebutuhan negara.***

Halaman:

Editor: Heru Fajar


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x