SEMARANGKU - Setelah dikecewakan Amerika Serikat (AS), Turki kini lebih berhati-hati dengan Rusia.
Hal itu setelah Presiden AS Joe Biden menolak untuk memberikan pertemuan satu lawan satu dengan mitranya dari Turki di sela-sela Majelis Umum PERSERIKATAN BANGSA-BANGSA (UNGA).
Presiden Turki, Tayyip Erdogan yang kecewa dan marah mengatakan bahwa ia telah berhasil bekerja dengan baik dengan mantan presiden, tetapi tidak dengan Biden sejauh ini.
Tak hanya itu, presiden Turki juga mengkritik Biden untuk kedua kalinya dan mengatakan bahwa Biden gagal menjadi penghubung perbedaan mereka.
Erdogan juga menuduh AS mendukung "organisasi teror" daripada memerangi mereka.
Sementara itu, hubungan Turki dengan Rusia jauh lebih berbeda dengan Biden dan AS.
Tidak seperti hubungannya dengan Biden, Erdogan telah berulang kali mengatakan dia memiliki hubungan kerja yang jujur dan baik dengan Putin.
"Pada tingkat analisis individu, Presiden Erdogan merasakan ancaman dari pemikiran AS bahwa itu sengaja merusaknya dengan tujuan akhir untuk menyingkirkannya dari kekuasaan. Persepsi frustrasi dan ancaman ini membuat Presiden Erdogan mencari aliansi penyeimbang dengan Rusia melawan AS," ozgur Unluhisarcikli, direktur kantor Ankara di The German Marshall Fund of the United States (GMF).