Kualitas Udara yang Menurun menjadi Ancaman baru bagi Manusia, Asia Tenggara jadi Sorotan 

- 23 September 2021, 17:20 WIB
Ilustrasi polusi udara, Kualitas Udara yang Menurun menjadi Ancaman baru bagi Manusia, Asia Tenggara jadi Sorotan 
Ilustrasi polusi udara, Kualitas Udara yang Menurun menjadi Ancaman baru bagi Manusia, Asia Tenggara jadi Sorotan  /Pixabay
 
SEMARANGKU – Kualitas udara yang makin memburuk akan menjadi ancaman baru bagi umat manusia. Polusi udara menjadi ancaman lingkungan yang besar bagi umat manusia.
 
Organisasi kesehatan dunia (WHO) memperingatkan mengenai kualitas udara yang buruk dapat membunuh 7 juta korban per tahun. WHO menyerukan agar melakakukan tindakan sesegera mungkin untuk mengatasi ancaman linkungan ini.
 
Wilayah Asia tenggara sendiri disebutkan akan terkena dampak paling besar dari kualitas udara yang memburuk. 
 
 
 
PBB mengatakan pada hari Rabu bahwa tindakan mendesak perlu dilakukan untuk mengurangi paparan polusi udara dan menempatkannya sebagai penyakit. 
 
WHO sudah menyiapkan oedoman baru yang bertujuan untuk melindungi orang dari dampak buruk polusi udara dan digunakan oleh pemerintah sebagai acuan untuk standar yang mengikat secara hukum.
 
Terakhir kali Who mengeluarkan pedoman mengenai kualitas udara pada 2005 dan memiliki dampak signifikan pada kebijakan pengurangan polusi di seluruh dunia.
 
Namun, WHO menyebutkan 16 tahun sejak saat itu, telah muncul bukti kuat bagaimana polusi udara mempengaruhi kesehatan pada konsenterasi yang lebih rendah dari sebelumnya.
 
Pedoman baru dari WHO terkait kualitas udara mencakup rekomendasi  tingkat kkualitas udara untuk enam polutan, termasuk ozon, nitrogen dioksida, sulfur dioksida, dan karbon dioksida.
 
Ada dua kandungan lainnya seperti PM10 dan PM2,5. Kedua partikel ini mampu menembus kedalam paru-paru, bahkan sebuah Penelitian menyebut PM2,5 mampu masuk kedalamaliran darah. Hal ini dapat menyebabkan masalah kardiovaskular dan masalah pernapasan. Tetapi WHO mengklaim juga kedua partikel itu dapat mempengaruhi organ lainnya.
 
Di tahun 2019 90 persen populasi dunia tinggal di wilayah  yang konsentrasinya melebihi pedoman kualitas udara 2005 untuk paparan PM2,5 jangka panjang. Asia Tenggara menjadi wilayah yang terkena dampak terburuk.
 
WHO menyebutkan selain perubahan iklim, palusi udara yang terus meningkat adalah salah satu ancaman lingkunan utama bagi manusia.
 
“Polusi udara merupakan ancaman kesehatana di semua negara tetapi palaing parah menyerang orang-orang di negara berpenghasilan rendah  dan menengah,”akata kepala WHO tedros Adhanom Ghebreyesus.
 
“Setiap tahun paparan udara diperkirakan menyebabkan tujuh juta kematian dini dan mengakibatkan hilangnya jutaan tahun kehidupan yang lebih sehat,” ucap WHO.
 
Untuk anak-anak hal ini dapat mencakuppenurunan pertumbuhan dan fungsi paru-paru, infeksi pernapasan, dan asma yang buruk.
 
Sementara untuk orang dewasa penyakit jantung koroner dan stroke adalah penyebab paling umum kematian didi yang disebabkan oleh polusi udara di luar ruangan. Bukti juga muncul dari efek diabetes dan kondisi neurodegenetif, kata organisasi itu.***

Editor: Heru Fajar


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x