Setelah Dikuasai Taliban selama Sebulan, Afghanistan Kena Krisis Kemanusiaan Hingga Darurat Pangan

- 17 September 2021, 18:45 WIB
Setelah Dikuasai Taliban selama Sebulan, Afghanistan terkena Krisis kemanusiaan Hingga Darurat Pangan
Setelah Dikuasai Taliban selama Sebulan, Afghanistan terkena Krisis kemanusiaan Hingga Darurat Pangan /Reuters
 
SEMARANGKU – Sudah satu bulan setelah merebut Kabul Afghanistan, Taliban hadapi masalah cukup menakutkan saat berusaha mengubah kemenangan kilatnya menjadi pemerintah masa damai yang tahan lama.
 
Krisis kemanusiaan terutama kelaparan yang terus menghantui pemerintahan sementara yang dikuasai Taliban. Setelah melewati empat dekade peperangan dan keamtian puluhan ribu orang.
 
Dilansir dari media Al Jazeera mereka menerangkan Untuk keamanan sebagian besar mungkin meningkat tetapi tidak untuk ekonomi Afghanistan berada dalam kehancuran meskipun ratusan miliar Dolar dalam pengeluaran pembangunan selama 20 tahun terakhir.
 
 
 
Akibat kekeringan dan kelaparan banyak mendorong ribuan orang dari pedesaan ke kota-kota, dan program pangan khawatir persedian makanan  akan habis pada akhir bulan. Jika hal itu terjadi maka sekitar 14 Juta warga Afghanistan akan jatuh ke jurang kelaparan.
 
Sementara itu banyak pihak Barat yang masih terfokus mengenai janji-janji Taliban, apakah mereka akan menepatinya seperti hak hak mengenai perempuan dan menolak kelompok seperti Al Qaeda. Bagi banyak warga Afghanistan prioritas utamanya adalah kelangsungan hidup yang sederhana.
 
“Setiap anak-anak Afghanistan mengalami kelaparan , mereka tidak mempunyai sekantong tepung atau minyak goreng” kata seorang penduduk kota Kabul  yang bernama Abdullah.
 
Pada hari selasa lalu, Rein Paulsen direktur Kantor Darurat dan Ketahanan Organisasi Pangan dan Pertanian, mengatakan pada wartawan di markas besar PBB bahwa sekitar empat juta warga Afghanistan mengahadapi “darurat pangan.”
 
Paulsen mengatakan 70 persen warga Afghanistan tinggal di daerah pedesaan mengalami kekeringan parah yang mempengaruhi kehidupan bagi 7,3 Juta warga Afghanistan. Komunitas pedesaan juga cukup rentan terkena pendemi katanya. 
 
“Lebih dari setengah asupan kalori harian warga Afghanistan berasal dari gandum” ucap Paulson. Jika sektor pertanian runtuh lebih jauh, Paulson  memperingatkan itu akan meningkatkan kekurangan gizi, meningkatkan perpindahan penduduk dan memperburuk situasi kemanusiaan.
 
Pasar dadakan dimana orang-orang menjual barang-barang mereka bermunculan diseluruh kota Kabul meskipun pembeli kekurangan pasokan. Donor internasional telah menjanjikan lebih dari 1 miliar Dolar untuk mencegah yang diperingatkan Sekjen PBB Antonio Guterres bisa menjadi “runtuhnya seluruh negara.”
 
“Keamanan cukup baik saat ini tetapi kami tidak mendapatkan apa-apa,” kata seorang tukang daging di daerah kota Kabul yang menolak menyebutkan namanya. “setiap hari segalanya menjadi lebuh buruk bagi kami, lebih pahit. Ini benar-benar situasi yang buruk,” tambahnya. 
 
Setelah evakuasi asing yang kacau di Kabul bulan lalu, penerbangan pertolongan pertama mulai berdatangan sejak bandara dibuka kembali.
 
Para pejabat pemerintahan sementara ini sedang berusaha menyelesaikan krisis ekonomi yang kian menjulang sebagai masalah besar baru. Selain itu juga mereka juga mencoba meraih kepercayaan dari dunia internasional terhadap pemerintahan baru yang dikuasai Afghanistan.
 
“Pencurian sudah tidak ada bahkan hilang. Tapi roti juga ikut hilang,” kata salah satu penjaga toko."***
 

Editor: Heru Fajar


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x