Pengungsi Afghanistan ditempatkan dimana mereka bagaikan hidup di neraka dimana kotoran hingga kutu tikus berserakan di lantai pangkalan udara.
“Hari yang lembab hari ini, dimana orang-orang Afghanistan ditempatkan adalah neraka yang hidup. Sampah, urin, kotoran, kutu tikus, cairan yang tumpah, dan muntah menutupi lantai,” lanjut bunyi email.
“Manusia ini berada dalam mimpi buruk yang hidup… Kami berada di tengah krisis kemanusiaan yang terjadi dengan setiap penerbangan yang mendarat di Doha,” tutup email.
Seorang juru bicara Departemen Luar Negeri AS mengatakan pihaknya bekerja dengan Departemen Pertahanan AS untuk mengatasi masalah tersebut.
Mereka telah mengambil langkah untuk memperbaiki kondisi di lapangan, termasuk memasang lebih dari 100 toilet dan menawarkan 7.000 makanan tradisional Afghanistan, tiga kali sehari.
“Kami bekerja cepat untuk mengurangi kemacetan dan meningkatkan personel konsuler di Qatar, selain mempercepat manifestasi, juga untuk meringankan kondisi saat ini,” kata juru bicara itu.
Juru bicara Departemen Luar Negeri AS menambahkan bahwa pihaknya berusaha untuk memastikan warga Afghanistan tinggal di Doha hanya untuk waktu yang singkat.
“Tujuan kami adalah memproses mereka untuk tujuan selanjutnya dalam beberapa hari setelah kedatangan,” katanya.
Pada hari Senin, lebih dari 3.700 pengungsi Afghanistan diangkut ke tujuan selanjutnya di AS, Jerman, dan Italia.***