Israel Jual Spyware untuk Pantau Aktivis Hingga Jurnalis Secara Ilegal juga Beroperasi di Indonesia

- 16 Juli 2021, 20:40 WIB
Ilustrasi Spyware, Israel Jual Spyware untuk Pantau Aktivis hingga Jurnalis Secara Ilegal bahkan beroperasi hingga Indonesia
Ilustrasi Spyware, Israel Jual Spyware untuk Pantau Aktivis hingga Jurnalis Secara Ilegal bahkan beroperasi hingga Indonesia /



SEMARANGKU – Perusahaan Israel bernama Candiru buat spyware untuk targetkan aktivis hingga jurnalis bahkan kabarnya beroperasi hingga Indonesia.

Tak hanya mereka, ternyata sasaran spyware yang diproduksi oleh perusahaan Israel bernama Candiru ini juga digunakan untuk mengawasi pembangkang pemerintah di 10 negara, Indonesia termasuk.

Spyware ini menggunakan kerentanan di Windows Microsoft Corp, kooperasi cyber yang beroperasi di Arab Saudi, Israel, Hongaria, Indonesia dan di tempat lain membeli dan menginstal perangkat lunak mata-mata jarak jauh yang dibuat oleh Candiru.

Baca Juga: Israel Gagalkan Upaya Penyelundupan Senjata di Perbatasan Lebanon, Tuduh Hizbullah Terlibat

Menurut manajer umum Unit Keamanan Digital Microsoft, Cristin Goodwin mengatakan bahwa alat ini digunakan dalam serangan presisi terhadap komputer target.

Tidak hanya itu, alat ini juga ditaruh dalam telepon, infrastruktur jaringan, dan perangkat yang terhubung ke internet.

Microsoft diberitahu mengenai serangan ini oleh para peneliti di Citizen Lab.

Mereka juga tak lupa melakukan analisa selama berminggu-minggu.

Menurut blog Microsoft yang diterbitkan Kamis. Microsoft tidak menyebut nama Candiru tetapi malah merujuk pada "aktor ofensif sektor swasta yang berbasis di Israel" yang disebut Sourgum.

Baca Juga: Tentara Israel Hancurkan dan Sita Rumah Sebelas Keluarga Palestina di Komunitas al-Qaboun

Candiru sendiri tidak menanggapi pesan yang memintanya untuk berkomentar.

Menurut peneliti, Para pengguna spyware juga meretas politisi dan aktivis hak asasi manusia.

Para peneliti Citizen Lab mengatakan spyware Candiru adalah bagian dari industri swasta yang berkembang menjual teknologi kepada pemerintah dan pemimpin otoriter sehingga mereka dapat memperoleh akses ke komunikasi warga swasta dan oposisi politik.

Sementara itu, Perusahaan Israel yang lain seperti NSO Group Ltd., dituduh menyediakan spyware kepada pemerintah represif untuk mengintai wartawan dan aktivis.

Namun pada 30 Juni, NSO Group mengatakan bahwa mereka menolak untuk menjual spyware ke 55 negara.

"Alat-alat seperti Candiru digunakan untuk mengekspor ketakutan," kata peneliti senior di Citizen Lab dikutip dari Al Jazeera.

Candiru memiliki klien di Eropa, Rusia, Timur Tengah, Asia dan Amerika Latin, menurut surat kabar Israel Haaretz.

Klien Candiru dibatasi untuk beroperasi hanya di "wilayah yang disepakati," menurut Citizen Lab.

Namun baru-baru ini, Microsoft mengatakan mereka menemukan aktivitas spyware di Iran.***

Editor: Heru Fajar


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x