Hassan Rouhani Akui Tunda Negoisasi Nuklir Dulu Sambil Tunggu Presiden Terpilih Ebrahim Raisi

- 16 Juli 2021, 17:30 WIB
Presiden Iran Hassan Rouhani (kiri) bertemu dengan Presiden terpilih Iran Ebrahim Raisi di Tehran, Iran, Sabtu 19 Juni 2021.
Presiden Iran Hassan Rouhani (kiri) bertemu dengan Presiden terpilih Iran Ebrahim Raisi di Tehran, Iran, Sabtu 19 Juni 2021. /reuters/


SEMARANGKU - Presiden Iran Hassan Rouhani mengakui pemerintahannya tidak menjamin lagi jalan negosiasi.
 
Presiden Iran ini melepas negosiasi batasan nuklir tahun 2015 dengan negara barat beberapa minggu terakhir. 
 
Hassan Rouhani mengatakan "berharap penggantinya yang lebih keras, sukses menyelesaikan negosiasi dengan AS dan sekutunya agar segera mencabut sanksi."
 

Pada rapat kabinet terakhirnya pada 3 Agustus, Hassan Rouhani mengatakan "tugas kepresidenan segera berakhir dan saya berharap, insya Allah, pemerintahan ke-13 ini dapat menyelesaikan tugas penting itu," merujuk pada pemerintahan berikutnya yang akan dipimpin oleh tokoh ultrakonservatif, Ulama Ebrahim Raisi.

Para diplomat mengatakan kepada Bloomberg minggu ini, Iran tidak mungkin kembali negosiasi ulang yang bertujuan untuk memulihkan perjanjian penting batasan penggunaan nuklir. 
 
Semuanya menjadi tidak menentu setelah Presiden AS saat itu Donald Trump menarik diri secara sepihak pada tahun 2018 hingga pertengahan Agustus, setelah Raisi menjabat Presiden Iran.
 
Baca Juga: Taliban Kembali Kuasai Perbatasan Iran-Afghanistan Usai Joe Biden Menarik Militernya

Pembicaraan itu diawasi ketat oleh pasar energi yang mengantisipasi lonjakan ekspor minyak dan gas Iran jika sanksi terhadap penjualan negara itu dicabut.
 
Perselisihan itu mencegah OPEC+ meningkatkan pasokan karena ekonomi utama muncul akibat pandemi melanda dunia.

Hassan Rouhani menyalahkan parlemen Iran yang didominasi konservatif atas kegagalan itu setelah mengesahkan undang-undang akhir tahun lalu yang memicu ekspansi cepat dalam aktivitas nuklir Iran. 
 
Ia mengatakan sanksi AS akan dicabut pada Maret, jika RUU itu tidak disahkan.

"Parlemen merebut peluang pemerintah Iran, kata Rouhani dalam komentarnya yang ditayangkan di TV pemerintah. Dari 4, 5, 6 bulan peluang telah musnah yang sangat kami sesali." ujar Rouhani. ***

Editor: Heru Fajar


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x