Tak Tahan Krisis Covid-19, Ribuan Warga Kuba Demo Menentang Pemerintahan Komunis

- 13 Juli 2021, 07:30 WIB
Tak Tahan Krisis Covid-19, Ribuan Warga Kuba Demo Menentang Pemerintahan Komunis. REUTERS / Stringer NO RESALES. SIN ARCHIVOS
Tak Tahan Krisis Covid-19, Ribuan Warga Kuba Demo Menentang Pemerintahan Komunis. REUTERS / Stringer NO RESALES. SIN ARCHIVOS /STRINGER/REUTERS

 

SEMARANGKU – Ribuan warga Kuba turun ke jalan untuk demo menentang pemeritahan komunis sebab tak bisa mengendalikan krisis Covid-19.

Covid-19 menyebabkan kekurangan pangan dan harga kebutuhan pokok yang melambung tinggi di negara Kuba.

Berawal dari ratusan warga Kuba demo pada Minggu pagi 11 Juli 2021 di Kota San Antonio de los Banos dan Kota Palma Soriano.

 Baca Juga: Kembali Panas! Iran Kecam Rezim Donald Trump AS Gara-gara Kuba

Berita bahwa sedang terjadi demo itu menyebar ke warga di ibu kota Kuba Havana, menjelang sorenya pusat kota sudah dipenuhi ribuan demonstran.

Ribuan warga Kuba di pusat Kota Havana menerikkan “tanah air dan kehidupan” serta “kebebasan”.

“Saya disini karena kelaparan, tidak ada obat, pemadaman listrik, dan kekurangan segalanya,” kata seorang pria (40), dikutip dari The Guardian 12 Juli 2021

Lanjut pria itu, dia menuntut perubahan total termasuk pemerintahan, pemilihan multipartai, dan berakhirnya komunis.

 Baca Juga: Taliban Tidak akan Bantu Muslim Uyghur Setelah Mengatakan China adalah Teman

Seorang pemuda Kuba secara brutal mencabut paving jalan dan melemparkannya ke barisan polisi yang mencoba membubarkan demontrasi.

Seorang polisi dipukul kepalanya dengan batu dan menabrakkan mobil yang hampir menabrak demonstran lainnya.

Polisi Kuba pun menggunakan semprotan merica dan memukuli demonstran dengan pentungan mereka.

“Kami disini karena kami lapar dan miskin. Kami tidak punya makanan. Kami tidak punya apa-apa,” kata Yusniel Pérez (17) sembari memegang batu.

Pada pukul 3 sore waktu setempat, semua saluran televisi dipenuhi siaran dari Presiden Kuba Miguel Diaz-Canel.

“Kami menyerukan semua revolusioner negara, semua komunis untuk turun ke jalan,” ucap Diaz-Canel.

Pendukung pemerintah yang lebih tua, pasukan keamanan negara, dan tentara pun turun ke jalan dan permainan antara kucing dan tikus pun terjadi.

“Kami adalah rakyat dan kami telah keluar untuk mendukung penaklukan kami,” kata Aylin Guerrero (52), seorang pendukung pemerintah.

Pendukung pemerintah menuduh demonstran sebagai tentara bayaran yang dibayar oleh AS dimana sekitar USD 20 Juta untuk promosi demokrasi di Kuba.

Saat malam tiba, pendukung pemerintah dan pasukan negara telah memukul mundur para demonstran.

Pada saat pemerintahan Donald Trump, pihaknya telah memberikan 200 sanksi untuk menekan perekonomian Kuba.

Semenjak pandemi Covid-19, warga Kuba telah kehilangan sumber pendapatannya yang berasal dari sektor pariwisata.

Warga Kuba dibuat mengantri berjam-jam untuk membeli kebutuhan pokok seperti ayam dan deterjen serta obat-obatan di apotek menjadi langka.

Aksi demo ini merupakan yang terbesar sejak tahun 1994 dimana ribuan warga Kuba berkumpul di pusat Kota Havana di tengah krisis Covid-19.***

Editor: Heru Fajar


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x