Percepat Proses Vaksinasi Covid-19, WHO Lakukan Hal Ini Khusus untuk Vaksin Pfizer dan BioNTech

- 2 Januari 2021, 06:10 WIB
Tangkapan layar gambar vaksin Covid-19 keluaran Pfizer berbentuk rokok elektrik
Tangkapan layar gambar vaksin Covid-19 keluaran Pfizer berbentuk rokok elektrik /antara

 

SEMARANGKU – WHO berupaya mempercepat proses vaksinasi Covid-19 dengan melakukan pendaftaran vaksin jenis Pfizer dan BioNTech untuk penanganan daruat.

Langkah yang dilakukan WHO dengan mendaftarkan vaksin Pfizer dan BioNTech ini agar negara-negara dengan kasus Covid-19 tinggi bisa mempercepat proses vaksinasi.

Dengan cara ini, negara-negara yang menggunakan vaksin Pfizer dan BioNTech bisa lebih mudah persetujuan mereka sendiri untuk megimpor dan melakukan vaksinasi Covid-19

 Baca Juga: Selain Via SMS, Ini Cara Cek Online Calon Penerima Vaksin Covid-19 Gratis, Gampang Banget!

Baca Juga: Ada 8.072 Kasus Covid-19 Awal Tahun 1 Januari 2021, Daerah Ini Penyumbang Terbanyak

Begitu vaksin telah terdaftar untuk penggunaan darurat WHO, badan kesehatan Perserikatan Bangsa-Bangsa itu mengatakan, mereka "melibatkan jaringan pengatur regional dan mitranya untuk menginformasikan otoritas kesehatan nasional tentang vaksin dan manfaat yang diantisipasi berdasarkan data dari studi klinis hingga saat ini."

Dari tinjauan yang dilakukan, WHO menemukan bahwa vaksin Pfizer dan BioNTech memenuhi kriteria yang harus dimiliki untuk keamanan dan kemanjuran yang telah ditetapkan.

“Ini adalah langkah yang sangat positif untuk memastikan akses global ke vaksin Covid-19,” kata Asisten Direktur Jenderal WHO untuk Akses ke Obat dan Produk Kesehatan Dr. Mariangela Simao, seperti dikutip dari Antara, Jumat 1 Januari 2021.

 Baca Juga: 371 Ribuan Bayi Lahir pada 1 Januari 2021, Ulang Tahunnya Bakal Dimeriahkan Pesta Kembang Api

Baca Juga: Lapangan Latih Stadion JIS, Diresmikan Anies Baswedan Dikomentari Marko Simic, Ini Keunggulannya

“Tetapi saya ingin menekankan perlunya upaya global yang lebih besar untuk mencapai pasokan vaksin yang cukup untuk memenuhi kebutuhan populasi prioritas di mana pun,” lanjutnya.

WHO, bersama dengan GAVI Vaccine Alliance dan Coalition for Epidemic Preparedness Innovations (CEPI), mempelopori upaya global yang disebut COVAX untuk mendistribusikan vaksin ke negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah, untuk membantu memastikan bahwa suntikan vaksin tidak hanya ditujukan ke negara kaya.

 Baca Juga: Jumlah Kunjungan Wisatawan Candi Borobudur Merosot, Pengelola: Normal Setelah Vaksinasi Covid-19

Baca Juga: Masyarakat Dilarang Mengunggah Konten FPI di Medsos, Polri: Bukan Soal Kebebasan Berekspresi

Aliansi COVAX telah menyatakan memiliki kesepakatan untuk hampir 2 miliar dosis, dengan pengiriman pertama jatuh tempo pada awal 2021.

Aliansi tersebut mengatakan telah melakukan pembicaraan dengan Pfizer dan BioNTech untuk mengamankan vaksin.

Vaksin RNA messenger Pfizer dan BioNTech 95 persen efektif mencegah gejala penyakit setelah dua dosis terpisah 21 hari. Pengiriman sulit dilakukan, karena perlu disimpan pada suhu minus 70 derajat Celcius.

 Baca Juga: 4 Poin Penting Dalam Maklumat Kapolri Terkait FPI, Jika Melanggar Ini Risikonya

Baca Juga: LOGIN pedulilindungi.id, Cek Penerima Vaksin Covid-19 Gratis via Online, Cuma Pakai NIK

Vaksin ini sebelumnya telah disetujui untuk penggunaan darurat di Amerika Serikat dan Inggris, dan memiliki persetujuan pemasaran bersyarat di Eropa dan Swiss.

Di antara negara-negara lain, distribusi suntikan yang dipusatkan pada orang tua dan petugas kesehatan dimulai pada bulan Desember 2020.

Agar seluruh dunia bisa mempercepat proses vaksinasi Covid-19, WHO memutuskan untuk mengambil langkah mendaftarkan vaksin Pfizer dan BioNTech. ***

 

Editor: Mahendra Smg

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah