Baca Juga: Lapangan Latih Stadion JIS, Diresmikan Anies Baswedan Dikomentari Marko Simic, Ini Keunggulannya
“Tetapi saya ingin menekankan perlunya upaya global yang lebih besar untuk mencapai pasokan vaksin yang cukup untuk memenuhi kebutuhan populasi prioritas di mana pun,” lanjutnya.
WHO, bersama dengan GAVI Vaccine Alliance dan Coalition for Epidemic Preparedness Innovations (CEPI), mempelopori upaya global yang disebut COVAX untuk mendistribusikan vaksin ke negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah, untuk membantu memastikan bahwa suntikan vaksin tidak hanya ditujukan ke negara kaya.
Baca Juga: Jumlah Kunjungan Wisatawan Candi Borobudur Merosot, Pengelola: Normal Setelah Vaksinasi Covid-19
Baca Juga: Masyarakat Dilarang Mengunggah Konten FPI di Medsos, Polri: Bukan Soal Kebebasan Berekspresi
Aliansi COVAX telah menyatakan memiliki kesepakatan untuk hampir 2 miliar dosis, dengan pengiriman pertama jatuh tempo pada awal 2021.
Aliansi tersebut mengatakan telah melakukan pembicaraan dengan Pfizer dan BioNTech untuk mengamankan vaksin.
Vaksin RNA messenger Pfizer dan BioNTech 95 persen efektif mencegah gejala penyakit setelah dua dosis terpisah 21 hari. Pengiriman sulit dilakukan, karena perlu disimpan pada suhu minus 70 derajat Celcius.
Baca Juga: 4 Poin Penting Dalam Maklumat Kapolri Terkait FPI, Jika Melanggar Ini Risikonya
Baca Juga: LOGIN pedulilindungi.id, Cek Penerima Vaksin Covid-19 Gratis via Online, Cuma Pakai NIK