Korut: Operasi Pencarian Korban Penembakan oleh Angkatan Laut Korsel Berpotensi Picu Ketegangan

28 September 2020, 07:14 WIB
Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un.*/AFP /

SEMARANGKU – Otoritas Korea Utara (Korut) mengumumkan peringatan kepada angkatan laut Korea Selatan (Korsel) bahwa operasi pencarian terhadap jenazah pejabat Korsel yang tewas akibat ditembak oleh pasukan Korut berpotensi memicu ketegangan baru antar kedua negara tersebut.

Meski begitu, Korut menyampaikan bahwa pihaknya juga tengah berusaha untuk mencari jenasah pejabat perikanan Korsel tersebut.

Sebelumnya, sebuah peristiwa yang cukup langka terjadi, dimana Presiden Korut, Kim Jong Un pada Jumat, 25 September 2020 menyampaikan permintaan maaf atas peristiwa penembakan fatal yang terjadi di wilayah perairaran Korut tersebut.

Baca Juga: Sinopsis Drakor W Two Worlds Apart Trans TV Episode 11 Senin 28 September 2020 Kang Cheol Jadi Buron

Baca Juga: Kartu Prakerja Gelombang 10 Dibuka, 2 Hal Ini Jadi Penyebab Gagal Lolos, Jangan Lakukan!

Dilansir Semarangku dari Al Jazeera pada Minggu, 27 September 2020, Korsel telah mendesak Korut untuk menyelidiki lebih lanjut penembakan fatal tersebut dan menyarankan agar bisa dilakukan penyelidikan bersama oleh kedua pihak.

Selain itu, militer Korsel juga menuduh tentara Korut membunuh pejabat tersebut dengan cara menyiram tubuhnya dengan bahan bakar lalu membakarnya di dekat perbatasan laut.

Kantor berita negara Korea Utara, KCNA pada Minggu, 27 Septembber 2020 merilis bahwa pihak berwenang negara tersebut sedang mempertimbangkan cara untuk menyerahkan jenazah tersebut ke Korea Selatan jika ditemukan.

Baca Juga: Bentrokan Armenia-Azerbaijan Timbulkan Ancaman Stabilitas di Wilayah Kaukasus Selatan

Baca Juga: Jadwal Acara Trans TV Hari Ini Senin 28 September 2020 Ada Film Now You See Me 2 dan Solo

Laporan tersebut menyebutnya sebagai "kasus mengerikan yang seharusnya tidak terjadi" tetapi juga memperingatkan bahwa operasi angkatan laut Korea Selatan di dekat lokasi insiden penembakan telah menyebrang ke wilayah perairan Korea Utara.

"Kami mendesak pihak selatan untuk segera menghentikan intruksi yang melintasi garis demarkasi militer di laut barat yang dapat menyebabkan peningkatan ketegangan," kata KCNA.

Meski begitu, Korea Selatan sendiri diketahui telah memobilisasi 39 kapal, termasuk 16 kapal angkatan laut, dan enam pesawat untuk proses pencarian pada Minggu, 27 September 2020, meskipun muncul keluhan terkait pelanggaran wilayah perbatasan oleh Korea Utara.***

Editor: Risco Ferdian

Sumber: Aljazeera

Tags

Terkini

Terpopuler