Pemakaman Islam di Jepang Ditentang Warga, Penduduk Khawatirkan Hal Ini!

20 September 2020, 14:36 WIB
Pemakaman Islam di Jepang Ditentang Warga, Penduduk Khawatirkan Hal Ini! /Pixabay/ahundt

SEMARANGKU - Polemik Islam di Jepang baru-baru ini terjadi, Umat muslim di Selatan Jepang sedang bermasalah terkait tempat pemakaman dan penguburan jenazah umat Islam.

Seperti yang diketahui, Umat Islam diwajibkan untuk dikubur jika sudah meninggal dunia.

Akan tetapi, penduduk Jepang baru-baru ini tidak sepakat dengan penguburan jenazah umat muslim.

Baca Juga: MSI Modern 14 B10R Spesifikasi, Laptop Ringan dengan Harga Rendah dan Performa Tinggi

Baca Juga: Nasib Beberapa Idol K-Pop Usai Hengkang dari Agensinya, Ada yang Zonk, Cek Idolamu!

Penduduk kota Hiji Jepang mengatakan bahwa penguburan jenazah umat Islam akan membahayakan kesehatan masyarakat.

mereka mengklaim jika penguburan jenazah akan menimbulkan bahaya kontaminasi tanah dan sumber air yang yang digunakan untuk air minum maupun irigasi.

Hal tersebut tentunya dibantah oleh pimpinan umat muslim kota Hiji, ia mengklaim bahwa tuduhan masyarakat tersebut tidak benar.

Baca Juga: Pilih Transaksi Digital Selama Masa PSBB, Simak Cara Top Up ShopeePay

Dilansir Semarangku dari artikel di Pikiran Rakyat yang berjudul: Pemakaman Warga Muslim di Jepang Ditentang Penduduk Sekitar, Dikhawatirkan Bisa Cemari Tanah dan Air

Saat ini umat muslim di wilayah tersebut masih menunggu hasil pemungutan suara terkait keputusan tempat penguburan jenazah.

“Kami membangun masjid di Beppu sekitar 10 tahun yang lalu, dan segera setelah itu selesai kami memulai proyek berikutnya, menemukan tempat di mana umat Islam dapat dimakamkan sesuai dengan aturan agama kami,” kata Khan Muhammad Tahir Abbas, kepala Asosiasi Muslim Beppu, dikutip Pikiran-Rakyat.com dari SCMP.

Baca Juga: LIVE STREAMING Trans 7 MotoGP Emilia Romagna 2020 Misano Gratis di TV online, Klik Link ini

Baca Juga: Asus ROG Phone 3 Harga dan Spesifikasi, HP Gaming dengan Performa Terbaik

“Kami ke Kantor Kota Beppu berkali-kali untuk menanyakan apa yang perlu kami lakukan dan mereka tidak pernah menolak permintaan kami untuk memiliki kuburan, tetapi mereka juga tidak pernah menerima kami,” tambahnya.

Dia juga mengatakan Asosiasi Muslim membeli sebidang tanah seluas 8.000 meter persegi di kota tetangga Hiji dengan tujuan membangun pemakaman khusus dengan 120 kuburan.

Abbas berasal dari Lahore, Pakistan tetapi ia kini tinggal di Jepang sejak tahun 2001. Dia juga seorang profesor teknologi di Ritsumeikan Asia Pacific University.

Baca Juga: Hanya Pidatonya di Hari Pemuda yang Jadi Pemberitaan di Media, Jin BTS: Siapa Saya Sebenarnya?

Baca Juga: YES! Bantuan Kuota Internet Pelajar dan Mahasiswa Siap Cair, Segera Isikan Nomor HP Anda

Diperkirakan ada 200.000 Muslim yang tinggal di seluruh Jepang, dengan sekitar 1.000 tinggal di prefektur Oita. Namun, meski masjid telah menjadi hal yang lumrah di banyak kota besar, ada penolakan di antara penduduk Jepang terhadap konsep pemakaman.

Di Jepang hanya ada 7 kuburan muslim, dan tidak ada di pulau Kyushu atau di timur laut Jepang, dengan begitu pihak keluarga yang berduka harus membawa jenazah dengan jarak yang jauh dan biaya mahal.

Beberapa dari 28.500 penduduk Hiji, telah menyatakan penentangan mereka dengan jelas.

Orang-orang yang tinggal di dua distrik kota yang dekat dengan tanah yang dialokasikan untuk pemakaman menandatangani petisi yang menuntut agar permintaan tersebut ditolak, dan menyerahkannya ke kantor kota dan dewan lokal.

Baca Juga: Sinopsis Putri Untuk Pangeran RCTI Minggu 20 September 2020, Mel dan Putri Bekerja Sama

Baca Juga: Jadwal Acara NET TV Hari Ini Minggu, 20 September 2020 Ada Indonesia vs Qatar, Liga Inggris - Jerman

Seorang pejabat kota yang menangani masalah tersebut membenarkan bahwa pertemuan penduduk setempat telah diadakan untuk memberikan suara tentang masalah tersebut, dan penghitungan saat ini sedang dihitung.

Dia tidak dapat mengatakan kapan hasilnya akan diumumkan, tetapi akan dikomunikasikan terlebih dahulu kepada pengacara asosiasi.

“Ada sebagian masyarakat yang tidak menginginkan kuburan di sini. Mereka khawatir tentang kontaminasi dari tubuh yang masuk ke air yang mereka minum," kata pejabat itu.

Baca Juga: Sinopsis Samudra Cinta SCTV Malam Ini Minggu 20 September 2020, Sam Khawatirkan Putrinya

Baca Juga: Liverpool Resmi Kontrak Diogo Jota dari Wolves dengan Nilai Fantastis, Cek Transfernya!

Namun, Abbas dari Asosiasi Muslim mengatakan ketakutan penduduk setempat itu tidak memiliki dasar.

“Kami telah mendengar keluhan tersebut sebelumnya dan kami telah diberitahu bahwa orang-orang khawatir kontaminasi akan mengalir ke danau sejauh 2 km yang digunakan untuk irigasi tanaman,” katanya.

"Kami telah mencoba menjelaskan kepada mereka bahwa orang-orang telah mengubur mayat selama ribuan tahun, tidak hanya di negara-negara Muslim tetapi juga di banyak bagian dunia lainnya dan tidak ada hal buruk yang terjadi," tambah Abbas.

Baca Juga: Kelompok Pro-Demokrasi di Thailand Kembali Unjuk Rasa Tuntut Perubahan Politik

Baca Juga: Sinopsis Belenggu Dua Hati ANTV Episode 45 Minggu 20 September 2020, Aditya Bisa Dibebaskan

Jepang pada masa lalu juga menguburkan jenazahnya, terbukti dalam beberapa bulan terakhir ditemukan kuburan yang luas di lokasi konstruksi dekat Stasiun Osaka, lengkap dengan ratusan jenazah yang belum dikremasi dikuburkan dalam posisi duduk.

Abbas juga menunjukkan bahwa kuburan Kristen di mana mayat dikuburkan daripada dikremasi didirikan di dekat Kota Hiji, dan tidak ada protes dari penduduk setempat.

Abbas mengatakan mencoba meyakinkan dengan bukti ilmiah terkait ketakutan kontaminasi air dan tanah.

"Mereka benar-benar tidak mendengarkan. Mereka kebanyakan adalah orang tua dan mereka tidak suka perubahan,” katanya.(Julkifli Sinuhaji/Pikiran Rakyat)***

Editor: Risco Ferdian

Sumber: Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler