Ribuan Perempuan di Belarusia Menggelar Protes Menuntut Presiden Lukashenko Mundur

6 September 2020, 08:16 WIB
Ribuan Perempuan di Belarusia Menggelar Protes Menuntut Presiden Lukashenko Mundur /aljazeera.com/

SEMARANGKU - Ribuan perempuan di kota Minsk, Belarusia berbaris dalam aksi unjuk rasa yang digelar untuk menuntut pengunduran diri Presiden Alexander Lukashenko. Sabtu, 5 September 2020.

Dikutip Semarangku dari Aljazeera pada Minggu, 6 September 2020 aksi ini juga didukung oleh kelompok mahasiswa yang berdemonstrasi menentang penahanan teman sekelasnya selama gelombang protes yang melanda negara tersebut pasca terpilihnya kembali Lukashenko dalam pilpres yang digelar pada 9 Agustus lalu.

Lukashenko kembali terpilih menjadi presiden Belarusia dalam berdasarkan hasil pemilihan terakhir setelah menduduki jabatan tersebut sejak tahun 1994 silam.

Baca Juga: Proyektor 4K Ultra Short Throw Resmi Dirilis Samsung, Cek Spesifikasinya!

Baca Juga: Huawei Watch Fit Spesifikasi, Jam Tangan Pintar yang Resmi Dijual dengan Harga 1 Jutaan

Dalam aksi ini, para demonstran pendukung kelompok LGBTQ juga muncul untuk pertama kali dengan membawa bendera pelangi. Hal ini mengindikasikan bahwa keberanian kelompok oposisi penentang Lukashenko yang dituduh bertindak curang dalam pilpres terakhir semakin meningkat.

Seorang peserta aksi yang terlihat membawa bendera pelangi, Anna Bredova mengatakan bahwa kelompok LGBTQ menghendaki kebebasan dan telah merasa lelah hidup di bawah kediktatoran.

"Orang LGBT menyerukan kebebasan. Kami lelah hidup dalam kediktatoran di mana kami sama sekali tidak diperhatikan," kata Anna kepada kantor berita The Associated Press melalui telepon.

Baca Juga: Jadwal Acara Global TV Hari Ini Minggu, 6 September 2020, Ada Abdel dan Temon Reunian 2018

Baca Juga: Jadwal Acara ANTV Hari Ini Minggu, 6 September 2020, Lanjutan Belenggu Dua Hati

Belarusia sendiri telah melegalkan aktivitas LGBTQ di wilayahnya sejak tahun 1994 lalu, namun kelompok tersebut masih mengalami stigmatisasi yang kuat hingga saat ini.

Pihak berwenang setempat juga tidak memberikan izin bagi pendaftaran hukum atas suatu komunitas LGBTQ di negara tersebut.

Dalam aksi protes ini, sebagaimana dilaporkan oleh sebuah organisasi hak asasi manusia, Viasna hadir kurang lebih 5.000 perempuan.

Baca Juga: Timnas U19 kalah 3-0 atas Bulgaria, Analisa Shin Tae Yong Ternyata Benar

Baca Juga: Jadwal Belajar dari Rumah TVRI Hari Ini Minggu, 6 September 2020, Cerita Nusantara

Sebelumnya ratusan mahasiswa berdemonstrasi menentang penahanan mahasiswa di Universitas Negeri Linguistik. Petugas keamanan bertopeng menyeret siswa dari jalan-jalan dan memasukkan mereka ke dalam van. ***

Editor: Risco Ferdian

Sumber: Aljazeera

Tags

Terkini

Terpopuler