Palestina Merasa Dikhianati Saat Presiden Israel Undang Pemimpin Uni Emirat Arab ke Yerusalem

17 Agustus 2020, 21:20 WIB
Kesepekatan antara Israel dan Uni Emirat Arab membuka peluang Arab Saudi untuk memperlancar hubugan /

SEMARANGKU - Presiden Israel pada hari Senin mengundang pemimpin de facto Uni Emirat Arab untuk mengunjungi Yerusalem, sedangkan Palestina merasa dikhianati karena sama saja mendukung Israel dan meninggalkan mereka.

Kunjungan pemimpin Uni Emirat Arab (UEA) ini ke Israel ini langsung dipuji Presiden Israel Reuven Rivlin, yang mengatakan jika peran pemimpin UEA dalam mencapai kesepakatan sangat mulia dan berani untuk menormalkan hubungan antara Israel dan UEA.

Sebelumnya kedua negara telah sepakat akan menjalin kerjasama di berbagai bidang. Mereka juga mengumumkan pada hari Kamis lalu, bahwa jalinan hubungan formal di bawah kesepakatan yang disponsori AS yang implementasinya dapat mengubah politik Timur Tengah, mulai dari masalah Palestina hingga berurusan dengan Iran, musuh bersama Israel dan Teluk Arab.

Baca Juga: Cara Dapatkan Uang Baru Pecahan Rp75.000 Hanya dengan Memakai KTP Bisa, Ikuti Langkah Ini

Baca Juga: Innova TRD Sportivo Limited dan Sienta Welcab Diluncurkan Toyota Bersamaan HUT RI ke-75

Dilansir dari kantor berita Reuters, kesepakatan itu langsung menimbulkan kemarahan dan kekecewaan di sebagian besar dunia Arab dan Iran, tetapi tidak terlalu bergejolak di seputaran Negara Teluk.

"Di hari-hari yang menentukan ini, kepemimpinan diukur dengan keberanian dan kemampuannya untuk menjadi terobosan dan berpandangan jauh ke depan," tulis Presiden Israel Reuven Rivlin dalam sebuah surat kepada Sheikh Mohammed bin Zayed al-Nahyan, putra mahkota Abu Dhabi.

“Saya yakin generasi mendatang akan menghargai cara Anda, para pemimpin yang berani dan bijak, telah memulai kembali wacana tentang perdamaian, kepercayaan, dialog antara masyarakat dan agama, kerja sama, dan masa depan yang menjanjikan,” tulis Rivlin.

Baca Juga: 3 Rekomendasi Tablet Samsung dengan Harga dibawah Rp5 Juta, Solusi untuk Belajar Online

Baca Juga: Spesifikasi dan Harga Redmi Note 9 Pro, Juaranya Flagship yang Lengkap dan Kencang

"Atas nama orang Israel dan (saya) secara pribadi, saya menggunakan kesempatan ini untuk menyampaikan undangan kepada Yang Mulia untuk mengunjungi Israel dan Yerusalem dan menjadi tamu kehormatan kami," kata Rivlin dalam surat tersebut, yang disiarkan oleh juru bicaranya kepada publik.

Akibat dari kerjasama diplomatik tersebut membuat Palestina meradang dan merasa dikhianati. Palestina menyebut kesepakatan itu sebagai "pengkhianatan" oleh negara Arab yang telah lama mereka harapkan untuk mendapatkan dukungan dalam mendirikan negara di Gaza, Yerusalem Timur dan Tepi Barat, yang diduduki dan direbut Israel dalam perang Timur Tengah tahun 1967.

Baca Juga: Ada Kesamaan Antara Ledakan Beirut Lebanon dengan Bom Bali

Baca Juga: Kisah Sedih Dhea Lukita, Anak Seorang TKI yang Berhasil Terpilih Menjadi Paskibraka HUT RI ke-75

“Saya berharap langkah ini akan membantu membangun dan memperkuat kepercayaan antara kita dan masyarakat di wilayah ini, sebuah kepercayaan yang akan mendorong pemahaman di antara kita semua," tambah Reuven Rivlin.

“Kepercayaan seperti itu, seperti yang ditunjukkan dalam tindakan mulia dan berani, akan memajukan kawasan kita, membawa kesejahteraan ekonomi, serta memberikan kemakmuran dan stabilitas bagi rakyat Timur Tengah secara keseluruhan,” lanjutnya.

Pejabat Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) Wassel Abu Youssef mengutuk undangan Rivlin, dan mengatakan jika kunjungan pejabat Arab ke Yerusalem melalui gerbang normalisasi ditolak.

Baca Juga: MotoGP Austria: Valentino Rossi Minta Race Direction Intervensi Kasus Johann Zarco

Baca Juga: Wujud dan Makna Uang 75 Ribu Peringatan Kemerdekaan atau UPK 75 Tahun Republik Indonesia

Kunjungan Arab tingkat atas seperti itu dapat menjadi ledakan politik mengingat status Yerusalem yang disengketakan secara internasional.

Israel merebut bagian timur kota itu pada tahun 1967 dan mencaploknya dalam suatu tindakan yang belum mendapat pengakuan dunia. Ia menganggap seluruh Yerusalem sebagai ibukotanya. Palestina ingin Yerusalem Timur menjadi ibu kota negara yang mereka incar. ***

Editor: Heru Fajar

Sumber: REUTERS

Tags

Terkini

Terpopuler