Rudal Rusia Hantam Apartemen di Odesa, 18 Orang Tewas Termasuk Anak-anak

1 Juli 2022, 19:21 WIB
Tim penyelamat dan anggota layanan bekerja di lokasi pusat perbelanjaan yang terkena serangan rudal Rusia, saat serangan Rusia di Ukraina berlanjut, di Kremenchuk, di wilayah Poltava, Ukraina 27 Juni 2022. Gambar diambil 27 Juni 2022. /REUTERS/Anna Voitenko

SEMARANGKU - Rudal Rusia menghantam sebuah apartemen dan sebuah resor di dekat pelabuhan Odesa di Laut Hitam Ukraina.

Insiden rudal Rusia menghantam apartemen di dekat pelabuhan Odesa pada Jumat pagi, 1 Juli 2022.

Serangan ke Odesa ini terjadi di tengah meningkatnya serangan rudal Rusia di Ukraina selama dua minggu terakhir.

Pejabat militer Ukraina menuduh Rusia menggunakan rudal era Soviet yang tidak akurat dalam banyak serangan baru-baru ini, termasuk serangan terhadap pusat perbelanjaan di pusat Kota Kremenchuk.

Baca Juga: Berhasil Melakukan Kunjungan ke Rusia, Jokowi: Indonesia Siap Menjembatani Komunikasi Rusia-Ukraina

Kementerian darurat Ukraina mengatakan pada hari Jumat satu rudal menghantam sebuah bangunan sembilan lantai di Kota Bilhorod-Dnistrovskyi pada pukul 01:00 waktu setempat.

Seorang juru bicara pemerintah daerah Odesa, Serhiy Bratchuk, mengatakan kepada televisi pemerintah Ukraina bahwa operasi penyelamatan sedang berlangsung.

Hal ini karena beberapa orang masih terkubur di bawah reruntuhan setelah sebagian bangunan runtuh.

Sementara itu, Bratchuk mengatakan rudal lain menghantam fasilitas resor di daerah itu, menewaskan sedikitnya tiga orang termasuk seorang anak dan melukai satu orang lagi.

Wakil Kepala Kantor Kepresidenan Ukraina, Kyrylo Tymoshenko, mengatakan total 18 orang tewas, termasuk dua anak-anak.

Kematian tersebut menambah lebih dari 4.700 warga sipil yang tercatat tewas oleh PBB sejak Rusia menyerang Ukraina pada 24 Februari 2022.

Baca Juga: Paska Serangan Rudal Rusia ke Ukraina, Pemimpin Barat dan NATO Antisipasi Segala Kemungkinan Terburuk

Angka tersebut yang diperkirakan jauh lebih tinggi, termasuk setidaknya 350 anak-anak.

Serangan Odesa terjadi tak lama setelah Rusia pada hari Kamis mengatakan akan menarik pasukannya dari Pulau Ular, singkapan Laut Hitam yang signifikan secara strategis yang direbut Rusia pada tahap awal serangan.

Rusia menyebut penarikan itu sebagai sikap niat baik yang dimaksudkan untuk menunjukkan bahwa itu tidak menghalangi upaya PBB untuk membuka koridor untuk mengangkut gandum dari Ukraina.

Sementara itu di timur, pasukan Ukraina berjuang untuk mempertahankan Kota Lysychansk di tengah serangan artileri Rusia.

Pasukan Rusia telah berusaha mengepung kota itu sejak merebut Severodonetsk di dekatnya pekan lalu.

Zelenskyy mengatakan serangan Rusia menunjukkan superioritas dalam senjata penjajah saat ia terus meminta artileri yang lebih modern dari sekutu Barat.

Menyusul pertemuan berturut-turut para pemimpin Kelompok Tujuh (G7) dan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) pekan lalu.

Sekutu tersebut berjanji untuk melanjutkan dukungan untuk Ukraina selama diperlukan, membingkai perang Rusia sebagai ancaman yang lebih luas terhadap perdamaian dan keamanan stabilitas di Eropa dan sekitarnya.

Presiden Joe Biden mengatakan AS akan segera mengumumkan bantuan senjata tambahan senilai $800 juta ke Ukraina.

Total dana AS ke Ukraina sejak ia menjabat pada Januari 2021 menjadi hampir $7 miliar.

Presiden Rusia, Vladimir Putin menuduh para pemimpin Barat memiliki ambisi kekaisaran dalam fokus mereka untuk melawan Rusia.

Itulah Rudal Rusia yang menghantam sebuah apartemen dan sebuah resor di dekat pelabuhan Odesa.***

Editor: Heru Fajar

Tags

Terkini

Terpopuler