Rusia Makin Kokoh dalam Perang, Barat Mulai Goyah Dukung Ukraina?

17 Juni 2022, 20:17 WIB
Rusia Makin Kokoh dalam Perang, Barat Mulai Goyah Dukung Ukraina? /Russian Airforce/

SEMARANGKU - Rusia makin kokoh dalam pertempuran melawan Ukraina, di tengah perang yang telah memasuki hari ke-114.

Para pemimpin Ukraina mengatakan mereka juga kalah perang senjata dengan Rusia dan terancam kehilangan wilayah di Donbas.

Dalam perang saat ini, Rusia memfokuskan serangannya di wilayah Donbas, Ukraina timur.

Perang Rusia vs Ukraina terus berlanjut dalam kebuntuan yang tampaknya tidak berujung.

Baca Juga: Ukraina Derita Kerugian Menyakitkan Melawan Rusia, Zelenskyy Butuhkan Senjata Anti Rudal dari Barat

Walikota Melitopol, Ivan Fedorov mengatakan pasukan Ukraina berhasil mendorong garis depan Zaporizhia 5-7 km (3-4 mil) selatan dalam dua minggu pertama bulan Juni 2022.

Uni Eropa telah setuju untuk memotong 90 persen impor minyak Rusia, yang merupakan bagian terbesar dari penjualan energinya ke Eropa, tetapi pemotongan itu tidak akan terjadi sampai akhir tahun.

Sementara itu, harapan Ukraina untuk mengembalikan Rusia ke perbatasan pra perang tampaknya tidak dimiliki oleh sekutu Baratnya.

Sekretaris Jenderal NATO, Jens Stoltenberg tampaknya menyarankan minggu lalu bahwa Ukraina harus menerima kehilangan kedaulatan atau wilayah sebagai imbalan atas perdamaian.

Pernyataan dari Sekjen NATO tersebut tampaknya menyiratkan bahwa Barat mulai goyah dalam mendukung Ukraina.

Baca Juga: Perang Belum Selesai, Rusia Desak Pasukan Ukraina di Severodonetsk untuk Menyerah

“Pertanyaannya adalah, berapa harga yang bersedia Anda bayar untuk perdamaian? Berapa banyak wilayah, berapa banyak kemerdekaan, berapa banyak kedaulatan, berapa banyak kebebasan, berapa banyak demokrasi, yang bersedia Anda korbankan untuk perdamaian?” ujar Stoltenberg, dikutip dari Al Jazeera.

Komentar ini tampaknya menggemakan sentimen yang diungkapkan oleh Henry Kissinger di Forum Ekonomi Dunia Davos pada bulan Mei 2022, bahwa Ukraina perlu menyerahkan wilayah untuk mencapai perdamaian.

Perdana Menteri Italia, Mario Draghi bulan lalu menyerukan gencatan senjata sesegera mungkin.

Sementara itu, Presiden Prancis Emmanuel Macron bulan ini menekankan pentingnya tidak mempermalukan Rusia.

Namun, untuk saat ini, UE secara resmi mendukung pengiriman lebih banyak bantuan militer ke Ukraina.

“Bantuan militer kami harus mencapai pasukan Ukraina secepat mungkin, karena mereka tidak berperang dengan uang kertas tetapi dengan senjata yang memungkinkan mereka untuk melawan agresi Rusia,” ujar Perwakilan Tinggi UE, Josep Borrell, dikutip dari Al Jazeera.

Itulah Rusia yang makin kokoh dalam perang, Barat mulai goyah dukung Ukraina?***

Editor: Heru Fajar

Tags

Terkini

Terpopuler