Taliban Tangkap Pejuang yang Tembak Mati Seorang Wanita di Kabul, Aktivis Hak-Hak Perempuan Menuntut Keadilan

20 Januari 2022, 19:30 WIB
Ilustrasi pasukan Taliban, Taliban Tangkap Pejuang yang Tembak Mati Seorang Wanita di Kabul, Aktivis Hak-Hak Perempuan Menuntut Keadilan /Reuters

SEMARANGKU - Taliban menangkap orang yang menembak mati seorang wanita Hazara di sebuah pos pemeriksaan di ibukota Afghanistan, Kabul.

Wanita yang ditembak mati oleh oknum Taliban tersebut bernama Zainab Abdullahi.

Taliban mengatakan pejuang itu akan dihukum karena secara keliru membunuh Zainab Abdullahi yang berusia 25 tahun.

Tembak mati yang dilakukan oleh pejuang Taliban terhadap wanita tersebut menyebabkan kecaman publik.

Baca Juga: Taliban Larang Perempuan Lakukan Perjalanan Apapun dan Hentikan Tayangan TV yang Ada Perempuannya

Penembakan itu terjadi di lingkungan Kabul yang sebagian besar dihuni oleh anggota komunitas minoritas Syiah Hazara.

Komunitas ini telah menjadi sasaran serangan mematikan oleh kelompok bersenjata sektarian seperti ISIS.

Juru bicara Taliban, Mohammad Naeem mengatakan bahwa Zainab ‘dibunuh karena kesalahan’, namun pejuang yang ditangkap akan dihukum.

Beberapa aktivis hak-hak perempuan telah melakukan protes di Kabul sejak pembunuhan Zainab Abdullahi dan menuntut keadilan.

Baca Juga: Wanita Afghanistan Layangkan Protes, Taliban Dituduh Lakukan Pembunuhan: Hentikan Mesin Kriminalnya!

“Ketika kami mendengar pembunuhan Zainab, kami menjadi takut. Kami takut jika kami meninggalkan rumah kami, kami mungkin tidak kembali hidup-hidup,” ujar seorang aktivis hak-hak perempuan yang meminta untuk tidak disebutkan namanya demi keselamatannya sendiri, dikutip dari Al Jazeera.

Lebih lanjut, aktivis tersebut menyebutkan bahwa dia tidak bisa keluar rumah pada malam hari kecuali ada suatu hal yang mendesak.

“Pada malam hari kami tidak bisa keluar dan bahkan pada siang hari kami tidak keluar kecuali ada sesuatu yang mendesak,” imbuhnya.

Taliban semakin memberlakukan pembatasan pada perempuan, yang tersingkir dari kehidupan publik.

Sebagian besar sekolah menengah untuk anak perempuan ditutup.

Perempuan dilarang melakukan semua hal kecuali pekerjaan penting pemerintah.

Mereka juga diperintahkan untuk tidak melakukan perjalanan jauh kecuali ditemani oleh kerabat dekat laki-laki.

Awal bulan ini, polisi agama Taliban memasang poster di sekitar ibu kota yang memerintahkan para wanita untuk berpakaian tertutup dan syariah.

Juru bicara Kementerian Promosi Kebajikan dan Pencegahan Kejahatan mengatakan bahwa itu hanya dorongan bagi wanita Muslim untuk mengikuti hukum Syariah.

Pada Selasa, 18 Januari 2022, Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia, Michelle Bachelet, mendesak Dewan Keamanan untuk meminta pertanggungjawaban mereka yang bersalah atas pelanggaran di Afghanistan.

Taliban telah menjanjikan perempuan lebih banyak kebebasan dibandingkan dengan aturan mereka sebelumnya (1996-2001).

Awal pekan ini, Taliban mengatakan semua anak perempuan akan kembali ke sekolah pada 21 Maret.

Mereka menawarkan tenggat waktu pertama untuk pembukaan sekolah menengah untuk anak perempuan.

Itulah Taliban yang menangkap pejuang yang menembak mati seorang wanita di Kabul, aktivis hak-hak perempuan  menuntut keadilan.***

Editor: Heru Fajar

Tags

Terkini

Terpopuler