Unik Perhitungan Suara Saat Pemilihan Presiden Negara Ini Pakai Kelereng

5 Desember 2021, 19:00 WIB
Unik Perhitungan Suara Saat Pemilihan Presiden Negara Ini Pakai Kelereng /ZOHRA BENSEMRA/REUTERS

SEMARANGKU – Perhitungan suara dalam pemilihan Presiden Gambia dimulai uniknya pemungutan suara menggunakan kelereng.

Satu juta pemilih terdaftar dalam pemilihan Presiden Gambia, yang dipandang sebagai ujian utama bagi stabilitas negara kecil di Afrika Barat itu.

Pemilihan telah ditutup di Gambia setelah warga memberikan suara mereka untuk calon Presiden Gambia dalam persaingan ketat yang dilihat sebagai ujian kemajuan demokrasi.

Baca Juga: Warga Sri Lanka Dipukuli dan Dibakar, Puluhan Warga di Pakistan Malah Selfie di Depan Mayat

Baca Juga: Peduli Perempuan! Taliban Mulai Larang Pernikahan Paksa dan Minta Tak Pandang Wanita Sebagai Barang

Pemungutan suara hari Sabtu 4 Desember 2021 adalah pemilihan demokratis pertama di negara Afrika Barat itu sejak mantan presiden Yahya Jammeh dicopot dari jabatannya pada 2016.

Jammeh yang dikalahkan oleh koalisi oposisi yang mendukung Presiden saat ini, Adama Barrow, melarikan diri ke Guinea Khatulistiwa pada 2017 setelah menolak menerima kekalahan.

Gambia menggunakan sistem pemungutan suara yang unik.

Kelereng dijatuhkan ke drum suara masing-masing kandidat untuk menghindari surat suara yang rusak di negara dengan tingkat buta huruf yang tinggi.

Barrow, seorang mantan penjaga keamanan dan pengembang properti berusia 56 tahun, memberikan suaranya di Banjul, ditemani oleh dua istrinya.

“Saya senang melihat jumlah pemilih yang besar dari Gambia,” ujar Barrow, dikutip dari Al Jazeera.

Barrow yakin bahwa dia akan mendapatkan kemenangan.

Barrow menghadapi lima saingan termasuk mantan mentor politiknya.

Mantan mentor politiknya tersebut Bernama Ousinou Darboe, 73, yang dipandang sebagai penantang utamanya.

Tidak ada laporan gangguan pada pemungutan suara dan Darboe meminta para pendukungnya di negara yang bergantung pada pariwisata itu untuk tetap tenang.

“Ingat, kita sedang musim pariwisata, gangguan sekecil apa pun di negara ini akan mengusir semua turis,” ujar Darboe, dikutip dari Al Jazeera.

Perlu diketahui bahwa hampir satu juta orang dari populasi 2,5 juta terdaftar untuk memilih di Gambia, negara terkecil di daratan Afrika.

Sebelum pemungutan suara dibuka, petugas membawa drum suara ke luar untuk menunjukkan antrian pemilih bahwa drum tersebut kosong.

Kandidat lainnya termasuk Essa Mbye Faal, yang menjabat sebagai kepala penasihat Komisi Rekonsiliasi dan Reparasi Gambia yang mencatat pelanggaran aturan Jammeh, dan Mama Kandeh, yang berada di urutan ketiga pada tahun 2016 dan didukung oleh Jammeh.

Saat kampanye selesai pada hari Kamis 2 Desember 2021, ratusan pendukung Barrow yang gembira berkumpul di pusat Kota Banjul untuk rapat umum terakhir.

Berharap Barrow menang dan akan mengamankan stabilitas Gambia.

Namun, para kritikus mengatakan Barrow telah melanggar janjinya.

Ini menunjuk pada bagaimana dia mundur dari janji untuk melayani hanya tiga tahun setelah menang pada 2016. Barrow berpendapat konstitusi mengharuskan dia untuk menjalani masa jabatan lima tahun penuh. ***

Editor: Heru Fajar

Tags

Terkini

Terpopuler