Perancis Gandeng Arab Saudi untuk Selesaikan Krisis Lebanon, Pangeran Salman: Kami Ingin Berkomitmen

5 Desember 2021, 18:00 WIB
Perancis Gandeng Arab Saudi untuk Selesaikan Krisis Lebanon, Pangeran Salman: Kami Ingin Berkomitmen /SAUDI ROYAL COURT/VIA REUTERS

SEMARANGKU – Presiden Perancis, Emmanuel Macron mengatakan Perancis dan Arab Saudi berkomitmen untuk menyelesaikan krisis Lebanon.

Perancis dan Arab Saudi telah mengadakan pembicaraan dengan Perdana Menteri Lebanon Najib Mikati, untuk Selesaikan krisis diplomatik antara Riyadh dan Beirut.

Panggilan untuk penyelesaian krisis Lebanon itu dilakukan pada hari Sabtu, 4 Desember 2021 ketika Presiden Perancis Emmanuel Macron mengunjungi Arab Saudi.

Baca Juga: Perancis Evakuasi Lebih dari 300 Orang dari Afghanistan, Kirim Peralatan Medis dan Pasokan Makanan

Baca Juga: Perancis Alihkan Proyek Kapal Selam ke India Setelah Cerai dengan Australia yang Dianggap Selingkuh

Presiden Perancis yang berada di Arab Saudi melakukan pembicaraan terkait penyelesaian krisis Lebanon dan pertikaian diplomatik antara Riyadh dan Beirut.

Sekedar informasi, kerajaan dan negara-negara Teluk lainnya menarik duta besar mereka dari Beirut bulan lalu.

Hal ini karena marah kepada seorang menteri pemerintah yang mengkritik perang yang dipimpin Saudi di Yaman.

Dalam pembicaraan dengan Perancis, Putra Mahkota Saudi Mohammed Bin Salman mengatakan kepada wartawan bahwa Riyadh telah berkomitmen.

“Oleh karena itu, kami sekarang akan bekerja dengan cara yang sangat konkret untuk menyatukan ini di antara kami berdua,” ujar Pangeran Salman, dikutip dari Al Jazeera.

Macron mengatakan bahwa selama panggilan dengan Mikati, dia dan Pangeran Salman menyampaikan pesan yang jelas bahwa Arab Saudi dan Perancis ingin berkomitmen penuh.

“Kami ingin berkomitmen untuk mendukung rakyat Lebanon dan karena itu melakukan segala yang mungkin untuk memastikan bahwa perdagangan dan pembukaan kembali ekonomi dapat terjadi,” pungkas Macron, dikutip dari Al Jazeera.

Peresiden Prancis menunjukkan bahwa Prancis dan Arab Saudi akan bekerja sama untuk menawarkan bantuan kemanusiaan yang penting ke Lebanon.

Lebanon menghadapi krisis ekonomi yang disebabkan oleh kegagalan dalam pemerintahan dan korupsi yang merajalela.

Mikati mengatakan panggilan teleponnya dengan Pangeran Salman dan Macron adalah langkah penting untuk memulihkan hubungan dengan negara-negara di Teluk.

Kabinet Lebanon mengatakan dalam sebuah pernyataan di Facebook bahwa Miikati menekankan komitmen pemerintahnya untuk melakukan reformasi.

Ini menandai intervensi lain oleh Macron untuk mencoba membantu Lebanon, negara yang pernah menjadi protektorat Perancis.

Itu juga menandai panggilan telepon pertama antara putra mahkota Saudi dan perdana menteri Lebanon sejak Mikati menjabat pada September 2021.

Macron telah memimpin upaya internasional untuk menyelesaikan krisis politik dan ekonomi di Lebanon.

Meskipun mempertaruhkan banyak modal politiknya pada masalah ini selama lebih dari satu tahun.

Sejauh ini ia gagal mendorong para politisi yang berselisih di negara itu untuk melakukan reformasi ekonomi yang akan membuka bantuan asing yang vital.

Pada bulan Oktober 2021, Riyadh telah mengusir utusan Lebanon.

Memanggil kembali duta besarnya untuk Beirut dan melarang impor Lebanon menyusul pernyataan George Kordahi, sekutu gerakan Hizbullah.

Hizbullah dianggap Riyadh sebagai organisasi ‘teroris’.

UEA dan Bahrain mengikuti Riyadh.

Kordahi mengatakan pada hari Jumat ketika dia mengundurkan diri bahwa dia bertindak demi kepentingan negaranya untuk membantu mengakhiri perselisihan.

Hizbullah yang didukung Iran adalah salah satu pemain paling kuat dalam politik Lebanon.

Itulah Perancis yang gandeng Arab Saudi untuk menyelesaikan Krisis Lebanon, Pangeran Salman: kami ingin berkomitmen.***

Editor: Heru Fajar

Tags

Terkini

Terpopuler