Sebut Australia Jadi Anjing Liar Amerika, China Dibikin Marah Soal Pakta Kapal Selam Nuklir

17 September 2021, 18:45 WIB
Ilustrasi kapal selam nuklir, Foto ilustrasi, China marah setelah Amerika Serikat dan Inggris akan memberi Australia teknologi untuk membangun kapal selam bertenaga nuklir/pixabay/diego_torres   /

 

SEMARANGKU – Pakta yang ditandatangani oleh Australia, Inggris dan Amerika Serikat telah mengundang kritik dari China.

Pakta kapal selam nuklir yang diumumkan pada hari Rabu telah menyebabkan reaksi kemarahan dari China.

Amerika Serikat dan Inggris akan memberi Australia teknologi untuk membangun kapal selam bertenaga nuklir yang telah memicu kekhawatiran China.

Baca Juga: Siap Melawan China Kini AS, Inggris, dan Australia Setujui Pakta Keamanan Indo Pasific, Main Keroyokan!

Baca Juga: Amerika Serikat, Inggris, dan Australia Bentuk Aliansi Militer AUKUS Demi Hadapi Kekuatan Militer China

Media pemerintah China, Global Times menerbitkan beberapa editorial pada hari Kamis yang tidak menahan diri mengolok-olok Australia sebagai alat Amerika.

Salah satu editorial Global Times menggambarkan Washington kehilangan akal sehat untuk menggalang sekutunya melawan China dan Australia menjadi anjing liar Amerika.

“Mudah bagi Amerika dan Inggris untuk menyebarkan senjata nuklir dan rudal balistik yang diluncurkan di kapal selam Australia,” kata seorang tokoh militer yang tidak disebutkan namanya kepada Global Times, dikutip dari Express 17 September 2021.

Editorial itu memperingatkan Australia telah menjadi ujung tombak anti-China dan negara harus bersiap untuk yang terburuk.

“Mereka telah menjatuhkan sanksi terhadap Australia dan mengancamnya sedemikian rupa sehingga taktik intimidasi mereka terbukti kontraproduktif,” kata Christopher Hughes, profesor di London School of Economics and Political Science kepada Washington Post.

Sementara itu, Beijing menuduh Australia, Inggris, dan Amerika Serikat mengadopsi “mentalitas perang dingin tanpa hasil” dan mendesak agar Pakta itu dibatalkan.

“Ketiga negara itu merugikan kepentingan mereka sendiri di atas sangat merusak perdamaian regional dan mengintensifkan perlombaan senjata,” kata juru bicara Zhao Lijian pada hari Kamis.

Lijian menambahkan China akan terus memantau situasi tersebut dengan cermat.

Menteri Pertahanan Australia Peter Dutton menanggapi reaksi dari China itu dengan jawaban santai.

“Ini bukan pertama kalinya kami melihat ledakan yang berbeda dari China dalam hal posisi Australia,” kata Dutton kepada Washington Post.

“Kami bangga dengan demokrasi di wilayah kami. Kami berdiri dengan tetangga kami di Indo-Pasifik untuk memastikan perdamaian abadi dan kolaborasi ini menjadikannya kawasan yang lebih aman,” ujarnya.

“Itulah kenyataan dan propaganda apapun bisa mengabaikan fakta,” tambahnya.

Australia dan China telah berada dalam perang dagang selama lebih dari setahun karena hubungan yang memburuk.***

Editor: Heru Fajar

Tags

Terkini

Terpopuler