Bak Neraka, Muslim Uyghur Dipaksa Duduk di Kursi Harimau China untuk Disiksa

11 Juli 2021, 18:27 WIB
Bak neraka, muslim Uyghur bagaimana mereka disiksa oleh polisi China di kursi yang disebut sebagai kursi harimau/HRW via Daily Star /Dailystar/HRW

 

 

SEMARANGKU – Bak neraka, muslim Uyghur bagaimana mereka disiksa oleh polisi China di kursi penyiksaan yang disebut sebagai kursi harimau.

Beberapa muslim Uyghur yang diwawancarai telah diterbitkan ke dalam buku The Perfect Police State karya Geoffrey Cain.

Kisah nyata bahwa muslim Uyghur disiksa hingga tunduk merupakan gambaran neraka di kamp-kamp pendidikan ulang Xinjiang, China.

 Baca Juga: China Tertangkap Kumpulkan DNA Jutaan Wanita Hamil untuk Merekayasa Virus Baru

Sebanyak 1,1 juta penduduk minoritas muslim Uyghur menyebut perlakuan tidak manusiawi mereka dapatkan di China.

“Ini adalah interniran etnis minoritas terbesar sejak Holocaust,” tulis buku tersebut, dikutip dari Daily  Star 10 Juli 2021.

Bahkan, bagi muslim Uyghur yang tidak berakhir di kamp-kamp penyiksaan itu, kehidupan sehari-hari diluar sana adalah neraka.

Seorang muslim Uyghur bernama Maysem menceritakan dirinya dipaksa untuk pendidikan ulang pada September 2016 lalu.

Saat itu Maysem telah kembali dari studi ilmu sosial di Turki dengan mengenakan kerudung.

 Baca Juga: China Disebut Mengancam Kelangsungan Hidup, Jepang Bersumpah Bela Taiwan, Ikutan Perang?

Dia mengatakan polisi China bersenjata membawanya ke sebuah kamp dengan kamera di setiap ruangan.

Maysem mendengar suara-suara mengatakan bahwa warga negara yang baik mendukung Partai Komunis China yang berkuasa.

Seorang wanita berpakaian mewah yang mengenakan perhiasan juga ikut berteriak, “Apakah anda tahu siapa saya? Suami saya bekerja untuk wakil gubernur!”.

Wanita itu dibawa ke pusat penahanan untuk membersihkan kelas dan menjawab bahwa dia bukan petugas kebersihan.

Sementara itu, Maysem dibawa polisi ke sebuah ruangan yang ditengahnya terdapat kursi harimau dengan rantai besi.

Dia disebut “pelacur, pelacur” oleh polisi China sembari menyeretnya ke kursi harimau dan memaksanya duduk tegak dengan kepala terangkat serta kakinya yang direntangkan.

Borgol besi kemudian dipasangkan ke tangan dan kakinya, Maysem pun merasakan ketidaknyamanan yang luar biasa.

“Kami pernah mendengar tentang kursi harimau. Begitulah cara mereka membuat contoh, menyiksa anda dengan meliukkan tubuh anda,” ungkapnya.

Tahanan lain digiring untuk menonton penyiksaan itu dengan membawa wajah seperti trauma dan telah kehilangan kepribadian.

“Mereka sepertinya tidak bisa berpikir, bertanya, menunjukkan emosi atau berbicara. Mereka hanya melihat saya dengan tatapan kosong dan kemudian mereka digiring kembali ke dalam gedung,” ujarnya.

Setelah Maysem berada di kursi harimau itu dia diperintahkan untuk berdiri diam di bawah terik matahari dengan tangan terangkat selama berjam-jam.

Jika tangan Maysem sedikit saja diturunkan, polisi China akan memukulinya dengan tongkat.

Namun, China bersikeras menolak tuduhan pelanggaran hak asasi manusia terhadap muslim Uyghur dan mengklaim kamp-kamp itu hanya digunakan untuk memerangi militan Islam.***

Editor: Heru Fajar

Tags

Terkini

Terpopuler