Tolak Penutupan Paksa Pintu Masuk ke Beita, 47 Warga Palestina Terluka Diserang Pasukan Israel

19 Juni 2021, 19:03 WIB
Pasukan pendudukan Israel menendang warga Palestina dalam aksi protes menolak penutupan paksa pintu masuk di Beita, selatan Kota Nablus, Tepi Barat yang diduduki/Instagram/@eye.on.palestine /

 

 

SEMARANGKU – Pasukan tentara dan polisi Israel menyerang warga Palestina yang menolak penutupan paksa pintu masuk ke Beita, selatan Kota Nablus, Tepi Barat yang diduduki.

Dilansir dari MEE 18 Juni 2021, tentara Israel menutup pintu masuk Beita dengan menggunakan balok-balok semen besar untuk membatasi pergerakan warga Palestina.

Bulan Sabit Merah Palestina melaporkan 47 orang terluka akibat tembakan peluru baja berlapis karet dan gas air mata oleh pasukan Israel.

Baca Juga: Sudah Ditolak! Israel Tetap Membuka Pintu Kerja Sama dengan Indonesia dan Malaysia

Mereka mengatakan dari 47 warga Palestina yang terluka, tiga diantaranya dibawa ke rumah sakit, lima dari mereka ditembak peluru baja berlapis karet, dan dua orang mengalami patah tulang.

Sejumlah wartawan yang meliput demonstrasi juga terluka, beberapa diantaranya mengalami kesulitan bernapas akibat serangan gas air mata polisi Israel.

Seorang jurnalis foto, Nasser Ashtayyeh yang meliput demonstrasi itu mengatakan bahwa dia diserang dengan semprotan merica oleh pasukan Israel.

Sedangkan, Rabie al-Munir, seorang juru kamera televisi juga mengalami kekerasan oleh pasukan Israel dan mengatakan dia dipukul dengan gagang senapan.

Penutupan paksa pintu masuk Beita itu sengaja dilakukan pasukan Israel dengan dalih pembangunan pos terdepan pemukiman ilegal di Jabal Sabih.

 Baca Juga: Serangan Udara Israel Hari Kedua, Warga Palestina: Gaza Dihujani Rudal Tanpa Henti Selama Satu Jam

Jabal Sabih merupakan tanah dimana diatasnya terdapat kebun zaitun yang luas milik penduduk Beita.

Saat ini para pemukim ilegal Israel telah merebut sekitar 30 persen dari seluruh luas tanah di Kota Beita dan proyek-proyek baru terus bermunculan.

Niat licik Israel yang juga berencana memperluas proyek pemukiman di pinggiran Kota Beita dengan mencaplok tanah milik rakyat Palestina.

Seorang penduduk Beita, Fouad Ma’ali mengatakan penutupan pintu masuk oleh Israel ke kota merupakan hukuman kolektif bagi warga Palestina.

“Keputusan tentara Israel untuk menutup pintu masuk ke Kota Beita selama sekitar satu minggu adalah hukuman kolektif pada semua penduduk yang menolak pemukim Israel untuk mengambil alih tanah,” ujarnya.

 Baca Juga: Mahkamah Agung Israel Tunda Sidang Pengusiran Keluarga Palestina di Sheikh Jarrah

Lanjut Ma’ali mengatakan tentara Israel juga menutup empat pintu masuk tambahan yang mengarah ke Kota Beita untuk menekan pergerakan warga Palestina.

Demonstrasi itu pecah setelah penduduk Beita melakukan shalat Jumat berjamaah di dekat pintu masuk utama.

Para jamaah di Beita dilempari gas air mata segera setelah mereka shalat Jumat berakhir yang membuat orang-orang terengah-engah.

Sebuah gudang pasar sayur Beita dilaporkan dibakar oleh tentara Israel di tengah demonstrasi yang menyebabkan kerugian senilai ribuan shekel.

Sejak pemukim ilegal Israel mengambil alih tanah mulai awal Mei, setiap hari penduduk Beita memprotes dan berusaha mengusir mereka.***

Editor: Heru Fajar

Tags

Terkini

Terpopuler