Siap Berbaikan dengan Washington, Beijing Minta AS Berhenti Coreng Namanya Hingga Tuduhan Genosida

23 Februari 2021, 10:35 WIB
Menteri Luar Negeri China Wang Yi /Reuters/Pool/REUTERS

SEMARANGKU – Siap berbaikan dengan Washingtong, Beijing minta AS berhenti coreng namanya hingga tuduhan genosida terhadap muslim Uighur, berikut informasinya.

Diplomat senior China Wang Yi mengatakan pada Senin, 22 Februari 2021, bahwa Amerika Serikat (AS) dan China dapat menjali kerja sama jika hubungan bilateral mereka dalam kondisi baik.

Sebagaimana diketahui bahwa hubungan Washington dan Beijing semakin memburuk sejak AS dipimpin oleh Presiden Donald Trump.

Baca Juga: AS Jatuhkan Sanksi pada Dua Jenderal Myanmar Atas Kudeta Hingga Tindak Kekerasan

Baca Juga: Elsa Telah Dipenjara, Aldebaran Akan Ungkap Fakta Soal Nindi? Ini Bocoran Ikatan Cinta Hari Ini

Siap berbaikan dengan Washington, Beijing minta AS berhenti coreng namanya hingga tuduh genosida

Wang, seorang anggota dewan negara dan menteri luar negeri China, mengatakan Beijing siap untuk membuka kembali dialog konstruktif setelah hubungan merosot ke level terendah dalam beberapa dekade di bawah mantan presiden Donald Trump.

Namun dia mendesak Washington untuk menghormati kepentingan inti China dengan berhenti "mencoreng" Partai Komunis yang berkuasa, berhenti mencampuri urusan dalam negeri Beijing, dan berhenti "berkomplot" dengan pasukan separatis untuk kemerdekaan Taiwan.

Dia meminta Amerika Serikat untuk menghapus tarif atas barang-barang China dan meninggalkan apa yang disebut sebagai penindasan yang tidak rasional terhadap sektor teknologi China.

Baca Juga: Kemensos Sebut 6 Keterampilan Dasar yang Harus Dimiliki Remaja Saat Situasi Pandemi

Baca Juga: Ternyata Ini Alasan Reyna Tidak Lagi Tidur di Kamar Aldebaran, Ikatan Cinta 23 Februari 2021

Menanggapi hal tersebut, juru bicara Departemen Luar Negeri Ned Price mengatakan kepada wartawan bahwa komentarnya mencerminkan pola kelanjutan China dalam menghindari kesalahan.

“Komentarnya mencerminkan pola lanjutan dari kecenderungan Beijing untuk menghindari kesalahan atas praktik ekonomi predator, kurangnya transparansi, kegagalannya untuk menghormati perjanjian internasional, dan penindasannya terhadap hak asasi manusia universal,” katanya dikutip dari Reuters.

Sekretaris pers Gedung Putih Jen Psaki mengatakan kepada wartawan secara terpisah bahwa Amerika Serikat memandang hubungan dengan China sebagai salah satu persaingan yang kuat.

Baca Juga: Sinopsis Ikatan Cinta Selasa 23 Februari 2021: Andin Siap Beri Nafkah Batin Untuk Aldebaran, Tapi…

Baca Juga: Bocoran Ikatan Cinta Hari Ini, Andin Curiga Kasus Kematian Roy Ada Hubungannya Dengan Elsa

Sebelum Wang berbicara di sebuah forum yang disponsori oleh kementerian luar negeri, para pejabat memutar rekaman dari "diplomasi ping-pong" tahun 1972 ketika pertukaran pemain tenis meja membuka jalan bagi AS saat itu. Presiden Richard Nixon untuk mengunjungi China.

"Selama beberapa tahun terakhir, Amerika Serikat pada dasarnya memutuskan dialog bilateral di semua tingkatan," kata Wang dalam sambutan yang telah disiapkan yang diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris.

"Kami siap untuk melakukan komunikasi yang jujur dengan pihak AS, dan terlibat dalam dialog yang bertujuan untuk memecahkan masalah."

Baca Juga: Jadwal Acara SCTV Malam Ini, Ada Liga Champions Atletico Madrid vs Chelsea, Cek Jamnya!

Baca Juga: Ikatan Cinta 23 Februari 2021: Elsa Sudah Dipenjara, Andin dan Aldebaran Siap Datangkan Aladdin?

Wang menunjuk pada panggilan baru-baru ini antara Presiden China Xi Jinping dan Presiden AS Joe Biden sebagai langkah positif. Biden menggantikan Trump sebagai presiden pada 20 Januari.

Washington dan Beijing telah bentrok di berbagai bidang termasuk perdagangan, tuduhan kejahatan hak asasi manusia terhadap minoritas Muslim Uighur di wilayah Xinjiang, dan klaim teritorial Beijing di Laut Natuna Utara yang kaya sumber daya.

Pemerintahan Biden telah mengisyaratkan akan mempertahankan tekanan pada Beijing. Presiden telah menyuarakan keprihatinan tentang praktik perdagangan China yang memaksa dan tidak adil, dan mendukung keputusan pemerintahan Trump bahwa China telah melakukan genosida di Xinjiang.***

Editor: Meilia Mulyaningrum

Sumber: REUTERS

Tags

Terkini

Terpopuler