Biden Ancam Sanksi AS Atas Kudeta Aung San Suu Kyi oleh Militer Myanmar

2 Februari 2021, 07:15 WIB
Presiden Amerika Serikat Joe Biden./ /Tangkap layar youtube.com/Joe Biden.

SEMARANGKU – Presiden AS Joe Biden mengancam akan memberlakukan sanksi kepada Myanmar setelah peristiwa kudeta Aung San Suu Kyi pada Senin, 1 Februari 2021.

Selain ancaman tersebut, Biden juga menyerukan dunia internasional untuk memberikan tanggapan dan menekan militer Myanmar agar melepaskan Aung San Suu Kyi dan pemerintahan yang sah.

Biden mengutuk pengambilalihan atau kudeta militer dari pemerintah yang dipimpin sipil dan penahanan pemimpin terpilih dan peraih Nobel Aung San Suu Kyi sebagai bentuk serangan langsung terhadap transisi negara menuju demokrasi dan supremasi hukum.

Baca Juga: Jadwal Acara SCTV Hari Ini Selasa 2 Februari 2021 Ada FTV dengan Judul Baru

Baca Juga: Ikatan Cinta RCTI 2 Februari: Elsa Satu Langkah di Depan, Rafael dan Nino Bisa Ungkap Kasus Pembunuhan Roy?

Biden Ancam Sanksi Ekonomi AS Atas Kudeta Aung San Suu Kyi oleh Militer Myanmar

Krisis Myanmar menandai ujian besar pertama dari janji Biden untuk lebih banyak berkolaborasi dengan sekutu dalam tantangan internasional, terutama pada pengaruh China yang meningkat.

Hal ini berbeda dengan pendekatan "America First" yang sering dilakukan pendahulunya yaitu mantan Presiden Donald Trump.

Hal itu juga mewakili kebijakan yang jarang terjadi antara sesama Demokrat Biden dan top Republik ketika mereka bergabung dalam mengecam kudeta dan mendesak militer Myanmar menghadapi konsekuensi.

Baca Juga: Jadwal Acara Indosiar Hari Ini Ada Mega Mini Leslar dan Kisah Nyata dengan Judul Baru

Baca Juga: Jadwal Acara Trans 7 Hari Ini Ada Atta Halilintar dan Aurel Hermansyah di Okay Bos, Cek Jam Tayangnya!

"Komunitas internasional harus bersatu dalam satu suara untuk menekan militer Burma agar segera melepaskan kekuasaan yang mereka rebut, membebaskan para aktivis dan pejabat yang mereka tangkap," kata Biden dalam sebuah pernyataan, dikutip dari Reuters.

“Amerika Serikat mencabut sanksi terhadap Burma selama dekade terakhir berdasarkan kemajuan menuju demokrasi. Pembalikan kemajuan itu akan membutuhkan peninjauan segera terhadap hukum dan otoritas sanksi kami, diikuti dengan tindakan yang sesuai,” katanya.

Pemerintahan Biden dengan cepat meluncurkan diskusi internal tingkat tinggi yang bertujuan untuk menyusun tanggapan "seluruh pemerintah" terhadap kudeta dan berencana untuk berkonsultasi secara dekat dengan Kongres.

Baca Juga: Jadwal Acara Trans 7 Hari Ini Ada Atta Halilintar dan Aurel Hermansyah di Okay Bos, Cek Jam Tayangnya!

Baca Juga: Jadwal Acara ANTV Hari Ini Selasa 2 Februari 2021 Ada Karma Malam Ini, Cek Jam Tayangnya!

Seorang pejabat AS kemudian mengatakan kepada Reuters tanpa menyebut nama. Tidak ada kabar segera tentang berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mencapai keputusan.

Biden juga mengimbau militer di Myanmar, yang juga dikenal sebagai Burma, untuk mencabut semua pembatasan telekomunikasi dan menahan diri dari kekerasan terhadap warga sipil.

Dia berkata bahwa Amerika Serikat "memperhatikan mereka yang berdiri bersama rakyat Burma di saat yang sulit ini."

Baca Juga: Cara Klaim Token Listrik Gratis Bulan Februari di www.pln.co.id di HP, Pakai PLN Mobile Juga Bisa

Baca Juga: Cara Dapat Token Listrik Gratis PLN Februari 2021, Bisa Diklaim Pakai HP!

“Kami akan bekerja dengan mitra kami di seluruh kawasan dan dunia untuk mendukung pemulihan demokrasi dan supremasi hukum, serta meminta pertanggungjawaban mereka yang bertanggung jawab untuk membatalkan transisi demokrasi Burma,” katanya.

Partai Liga Nasional untuk Demokrasi Suu Kyi menang telak 83% dalam pemilihan 8 November. Militer mengatakan bahwa Aung San Suu Kyi dan partainya melakukan kecurangan dalam pemilu itu.***

Editor: Meilia Mulyaningrum

Sumber: REUTERS

Tags

Terkini

Terpopuler