Pendukung Donald Trump Duduki Capitol Hill Minta Batalkan Joe Biden jadi Presiden Amerika

7 Januari 2021, 10:37 WIB
Massa saat unjuk rasa yang berlangsung ricuh di Gedung Capitol, pada Rabu, 6 Januari 2021 waktu AS /Twitter.com/@Spartanicusz/

SEMARANGKU - Ratusan pendukung Donald Trump duduki Capitol Hill dan berunjuk rasa untuk meminta pembatalan kemenangan Joe Biden sebagai Presiden terpilih Amerika Serikat. 

Pendukung Presiden Donald Trump tersebut menyerbu Capitol Hill pada Rabu dalam upaya untuk membatalkan kekalahan pilihan mereka dengan cara menduduki simbol demokrasi Amerika dan memaksa Kongres untuk menangguhkan pengesahkan kemenangan Joe Biden.

Para suporter atau pendukung Donald Trump tak ingin jika para Kongres akan segera mengesahkan Joe Biden sebagai Presiden terpilih Amerika Serikat secara sah bahkan mereka sempat merangsek kedalam gedung Capitol Hill.

Baca Juga: Hillary Clinton Peringatkan Donald Trump: Jangan Mulai Perang Iran vs Amerika Serikat

Baca Juga: Agensi Lee Seung Gi Tenangkan Fans dengan Ambil Jalur Hukum Terhadap Komentar Haters

Capitol Hill merupakan simbol demokrasi di Amerika Serikat kalau di Indonesia adalah gedung MPR dimana di tempat tersebut hari ini merupakan waktu untuk para Kongres mengesahkan hasil pemilu di AS dimana Joe Biden memenangi pilpres tahun lalu.

Kekacauan yang terjadi di Capitol Hill tersebut sempat menjadi perhatian utama pemerintah AS yang kemudian mengerahkan polisi untuk segera menghalau pendukung yang ingin melakukan kerusuhan dan menciderai demokrasi Amerika.

Meski sempat masuk kedalam gedung dan melakukan kerusuhan kecil di luar gedung Capitol Hill akhirnya para Kongres tetap bisa berdiskusi dan tetap menggelar agenda penting dalam sejarah Amerika tersebut.

 Baca Juga: Di Tengah Bencana Banjir, Warga Johor Malaysia Malah Tangkap Lobster Air Tawar

Baca Juga: Diluncurkan Sekaligus! Inilah 3 Bantuan Sosial yang Cair Bersamaan di Bulan Januari 2021

Pasukan keamanan dari kepolisian sempat mengevakuasi para anggota parlemen dan berjuang selama lebih dari tiga jam setelah invasi untuk membersihkan Capitol Hill dari pendukung Donald Trump, yang menerobos lorong-lorong dan mengobrak-abrik kantor dalam kondisi yang penuh kekacauan.

Dilaporkan Reuters jika ada seorang wanita tewas setelah ditembak selama kekacauan itu, kata polisi Washington. FBI mengatakan telah melucuti dua perangkat peledak yang dicurigai.

Serangan di Capitol adalah puncak dari retorika yang memecah belah dan meningkat selama berbulan-bulan sekitar pemilihan 3 November, dengan Donald Trump berulang kali membuat klaim palsu bahwa pemungutan suara itu dicurangi dan mendesak para pendukungnya untuk membantunya membalikkan kekalahannya.

Baca Juga: Grammy Award 2021 di Amerika Serikat Ditunda Sampai Maret, Begini Penjelasan Recording Academy

Baca Juga: Yugyeom GOT7 Dikabarkan Pindah ke Agensi Jay Park, Fans Penasaran ‘Drama’ JYP dan Mantan Member 2PM

Demonstrasi yang menjadi kacau balau ini terjadi setelah Donald Trump yang sebelum pemilihan menolak untuk berkomitmen untuk transfer kekuasaan secara damai jika dia kalah, berbicara kepada ribuan pendukung di dekat Gedung Putih dan mengatakan kepada mereka untuk berbaris di Capitol Hill untuk mengungkapkan kemarahan mereka pada proses pemungutan suara.

Dia mengatakan kepada pendukungnya untuk menekan pejabat terpilih mereka untuk menolak hasil dan mendesak mereka untuk melawan.

Polisi mengerahkan gas air mata di dalam Capitol Hill untuk membubarkan para perusuh. Kepala Polisi Metropolitan Washington Robert Contee mengatakan anggota kerumunan menggunakan bahan kimia yang mengiritasi untuk menyerang polisi dan beberapa lainnya terluka.

Baca Juga: Tegang! Akhir Jabatan Donald Trump, Arab Saudi Menggoda AS Berperang dengan Iran

Baca Juga: Sempat Populerkan Istilah Ga Ada Akhlak, Erick Tohir Kini Terbitkan Buku Akhlak untuk Negeri

Polisi menyatakan gedung Capitol aman tidak lama setelah pukul 17:30 waktui setempat, dan anggota parlemen berkumpul kembali tak lama setelah jam 8 malam untuk melanjutkan sertifikasi pemilihan.

"Kepada mereka yang mendatangkan malapetaka di Capitol hari ini, Anda tidak menang," kata Wakil Presiden Mike Pence, yang memimpin sesi tersebut, saat sesi dilanjutkan. Ayo kembali bekerja, katanya dan mendapat tepuk tangan.

Pemimpin Senat Partai Republik Mitch McConnell menyebut invasi itu sebagai "pemberontakan yang gagal" dan berjanji bahwa "kami tidak akan tunduk pada pelanggaran hukum atau intimidasi."

Baca Juga: Perang di Nagorno-Karabakh Selesai, Rusia Mendadak Kirim Tim Spesialis ke Azebaijan, Ada Apa?

Baca Juga: Klaim Sekarang! Cara Dapat Token Listrik Gratis PLN dari Pemerintah Cair Hari Ini, Ikuti Langkah Ini

“Kami kembali ke pos kami. Kami akan menjalankan tugas kami di bawah Konstitusi, dan untuk bangsa kami. Dan kami akan melakukannya malam ini,” katanya. ***

 

Editor: Heru Fajar

Sumber: REUTERS

Tags

Terkini

Terpopuler