Baca Juga: Ganjar Pranowo Gaungkan Semangat Jogo Kiai di Perayaan Tahun Baru Islam 1442 Hijriah
Pendapatan Apple dilaporkan tumbuh pada setiap kategori dan semua wilayah geografisnya pada kuartal Juni, bahkan ketika pandemi menyebabkan ekonomi AS mengalami kontraksi pada tingkat terburuknya sejak Great Depression.
Namun, lonjakan saham Apple baru-baru ini telah membuatnya berpotensi dinilai terlalu tinggi, menurut metrik yang banyak digunakan.
Menurut Refinitiv Data, perusahaan penyedia data pasar saham mengatakan bahwa saham yang diperdagangkan lebih dari 30 kali pendapatan yang diharapkan analis, level tertinggi dalam lebih dari satu dekade.
Baca Juga: IdeaPad Flex 5, Laptop Convertible Terbaru dari Lenovo
Baca Juga: Nissan Kicks e-Power : Mobil Dengan 1 Pedal Saja, Bulan Depan Rilis
Apple mengejutkan Wall Street karena dapat membuat pembeli setia membeli iPhone, iPad, dan Mac secara online bahkan ketika beberapa toko fisik tetap tutup karena virus corona.
Dimulai dari garasi salah satu co-founder Steve Jobs pada 1976, Apple telah mendorong pendapatannya melebihi output ekonomi sejumlah negara, seperti Portugal dan Peru.
Chief Executive Officer (CEO) saat ini Tim Cook mengambil alih kepemimpinan Jobs pada 2011 dan memiliki lebih dari dua kali lipat pendapatan dan laba Apple di bawah kepemimpinannya.
Baca Juga: Tilik Film Lagi Viral, Tonton Tilik Film Di Sini!