"Yang semula konvensional, menjadi modern dengan mengikuti era 4.0. Sehingga 'melek teknologi' dapat terwujud. Bahkan Pemprov Jateng menggandeng e-commerce kelas unicorn dalam pelatihan marketing online," tuturnya.
Lebih lanjut, Gus Yasin juga mengimbau santri pengusaha dapat mengikuti ruang promosi 'Lapak Ganjar'.
Menurutnya, melalui ruang promosi di akun sosial media orang nomor 1 di Jateng itu, bisa membantu cakupan promosi secara lebih luas.
Selain mengajak para santri pengusaha, Gus Yasin juga menerangkan bahwa dalam masa kepemimpinan Ganjar-Yasin, para santri dan masyarakat di lingkungan pesantren terus didorong untuk berwirausaha.
"Kita ada program Ekonomi Pesantren (Ekotren) yang menjadi salah satu penyumbang pertumbuhan ekonomi di Jateng," ucapnya.
"Program tersebut juga menjadi langkah pengentasan kemiskinan, mengingat komunitas pondok pesantren (ponpes) sangatlah besar," imbuh Gus Yasin.
Lebih jauh, Gus Yasin memaparkan berdasarkan data Kementerian Agama Jateng, jumlah pondok pesantren di Jateng menempati urutan ketiga nasional dengan jumlah mencapai 4.759 pondok.
Dari jumlah tersebut, lanjutnya, Pemprov Jateng menargetkan 30 persen atau sekitar 1.500 ponpes yang punya produk unggulan.
Target tersebut terus dikejar dengan segala syarat administrasinya. Misalnya memiliki sertifikat halal, produk ber-SNI, memiliki PIRT dan memiliki sertifikasi BPOM. ***