SEMARANGKU – Afghanistan telah memulai era baru dengan pemerintahan Taliban di bawah kepemimpinan baru pula.
Namun, bukannya terlihat berbahagia warga Afghanistan di Kabul justru membuat antrian panjang di bank-bank.
Antrian panjang di bank tersebut diakibatkan oleh melonjaknya harga di pasar yang membuat kekhawatiran pada warga Kabul usai perebutan kota dua minggu lalu.
Baca Juga: Minoritas Muslim India Menjadi Target dalam Kebencian Setelah Taliban Rebut Afghanistan.
Bagi Taliban, kesulitan ekonomi yang meningkat muncul sebagai tantangan terbesar mereka.
Mata uang yang merosot dan inflasi yang meningkat menambah kesengsaraan di Afghanistan ketika lebih dari sepertiga penduduknya hidup hanya dengan dari Rp28.500 per hari.
“Semuanya mahal sekarang, harga naik setiap hari," kata penduduk Kabul Zelgai dikutip Semarangku melalui Reuters.
Dalam upaya untuk menggerakan ekonomi kembali, bank-bank yang tutup setelah Taliban menguasai Kabul telah diperintahkan untuk dibuka kembali.