Inflasi Naik Kembali Pada Bulan Oktober, Begini Prediksi Bank Indonesia

3 September 2020, 13:30 WIB
Ilustrasi logo Bank Indonesia. Inflasi Naik Kembali Pada Oktober /Dok "PR"/

SEMARANGKU – Inflasi atau kemrosotan nailai uang terjadi karena banyaknya dan cepatnya uang beredar sehingga menyebabkan naiknya harga barang-barang. Prediksi dari pihak Bank Indonesia (BI) inflasi di tahun ini akan terjadi pada kuartal 4.
 
Kemudian akan naik ketika menuju libur hari raya keagamaan, Desember 2020 serta tahun baru 2021.

“Kita lihat dari (survei) pedagang pasar atau eceran. Jadi harga itu mulai naik di Oktober,  November, hingga 2021. Karena musim hujan dan ada faktor suplai,” tutur Dody Budi Waluyo yang menjabat sebagai Deputi Gubernur ketika rapat bersama Komisi XI DPR di Jakarta pada Rabu, 02 September 2020.

Baca Juga: BLT Otomatis Masuk Rekening Jika Kamu Melakukan 4 Hal Ini!

Baca Juga: Diskon Listrik PLN Bulan September 2020, Simak Cara Dapatkan Diskonnya Lewat Situs PLN dan WhatsApp

Pada bulan Agustus tahun ini Indeks Harga Konsumen (IHK) mencatat bahwa Indonesia mengalami deflasi sebesar 0,05 persen. Bahkan di bulan Juli deflasi tercatat dua kali lipat lebih besar, yakni mencapai angka 0,10 pesen.

Namun, dari data tersebut dikhawatirkan hal tersebut merupakan cermin dari penuruntan demen (permintaan) dan daya beli masyarakat terhadap barang dan jasa yang tersedia.

Kekhawatiran tersebut ditepis oleh Dody yang menuturkan bahwa terjadinya deflasi dua bulan berturut-turut, Agustus dan Juli dikarenakan produksi dan distribusi yang berjalan cukup baik.

Baca Juga: Menaker Ungkap 2 Alasan yang Menyebabkan BLT Tidak Cair!

Baca Juga: BLT Tahap 1 Banyak yang Belum Cair, Kemnaker Ungkap Alasannya!

Kemudian dia melanjutkan penjelasannya salah satu dari dampak inflasi yang lain adalah aktivitas yang ada di dalam Bank Indonesia itu sendiri. Berupa pembelian oleh Bank Indonesia ke surat berharga pemerintah belum dapat dirasakan tahun ini, tetapi tahun depan, 2021.

Hal tersebut memberikan efek skema berbagi beban antara pemerintah dan BI sendiri yang disebut dengan burden sharing. Yang kemudian dikalim Dody bahwa inflasi tidak akan bergerak naik ke atas sasaran Bank Sentral.

Dody juga menuturkan dilansir dari Antaranews jika, “Tentu kondisi sekarang inflasi tetap rendah, tentunya BI merasa tidak perlu menerapkan kebijakan ketat untuk mengelola likuiditas.”

Baca Juga: Ganjar Pranowo Kucurkan Rp 10 Miliar untuk Pertanian yang Tumbuh 2,15 Persen di Tengah Pandemi

Baca Juga: Asal Peradaban Jawa dari Raja Medangkamulan yang Literasikan Peradaban Kuno, Jawadwipa

Kelak di tahun 2021 rencana inflasi BI sebesar 2-4 persen atau 3 persen. Namun, bila hal tersebut meleset, maka tidak akan jauh dari yang telah direncanakan. Yakni berkisar antara 1 persen saja.

Ditahun ini, prediksi pihak BI inflasi di Indonesia akan terjadi di bawah 2-4 persen.***

Editor: Heru Fajar

Sumber: AntaraNews

Tags

Terkini

Terpopuler