Sejumlah Fakta Sarwo Edhie, Anti PKI yang Ketahuan Peluk Anak DN Aidit, Gagal Jadi Pahlawan Nasional

2 Oktober 2020, 16:45 WIB
Fakta Jenderal Purn. Sarwo Edhie Anti PKI gagal jadi pahlawan nasional / /PIkiran Rakyat/

SEMARANGKU – Mantan Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono (SBY) memiliki seorang mertua yang dikenal sangat membenci PKI atau bisa disebut anti PKI, yaitu Sarwo Edhie.

Memiliki nama lengkap Sarwo Edhie Wibowo, ayah mendiang Ani Yudhoyono ini sangat aktif menumpas gerakan pemberontakan G30SPKI. Meski sempat diusulkan jadi pahlawan nasional namun gagal ditengah jalan karena diprotes.

Sarwo Edhie pernah kedapatan memberi pelukan pada anak sang pemimpin PKI yaitu Dipa Nusantara Aidit atau DN Aidit. Bagaimana hal itu bisa terjadi? Berikut fakta-fakta Sarwo Edhie, tokoh anti PKI yang ketahuan peluk anak DN Aidit.

Baca Juga: Donald Trump Positif Covid-19, Ini Dia Pemimpin Dunia Lainnya yang Terpapar Corona

Baca Juga: Trump Positif Covid-19, Selain Tertular Ajudan Hope Hicks, Dia Juga Sering Abai Soal Ini

  1. Menolak bergabung dengan G30SPKI

Dikutip pikiran-rakyat.com dari RingtimesBali.com, Sarwo Edhie sempat dikunjungi Komandan Cakrabirawa Brigjen Sabur untuk bergabung dengan G30SPKI.

Kala itu, Monumen Nasional atau Monas, Istana Kepresidenan, Radio Republik Indonesia (RRI), dan gedung telekomunikasi sudah dikuasai pemberontak bersamaan dengan penculikan enam jenderal.

Sarwo Edhie menolak, bahkan segera mengambil alih RRI Pusat serta Pangkalan Udara Halim Perdanakusumah dari tangan pemberontak sesuai perintah Soeharto sebagai Panglima Kostrad.

Baca Juga: Umrah Dibuka Bulan November, Ada 3 Negara yang Tidak Diijinkan, Indonesia Masuk yang Mana

Baca Juga: Cara Cek Penerima BLT Subsidi Gaji Tahap 5 Cair Awal Oktober Rp 1,2 Juta, Di Sini

  1. Memimpin pembunuhan massal pendukung PKI di Jawa Tengah

Usai Jakarta kembali diambil alih, Sarwo Edhie ditunjuk untuk menumpas seluruh simpatisan Partai Komunis Indonesia (PKI) di Jawa Tengah.

Sepanjang Oktober-Desember 1965, jutaan orang dibunuh secara keji di Jawa, Bali, dan beberapa bagian Sumatra.

  1. Mengakui jumlah korban yang dibantai gara-gara G30SPKI

Pada 1989, Sarwo Edhie sempat mengungkap jumlah korban pembantaian tersebut kepada Dewan Perwakilan Rakyat (DPR RI), yakni sekitar 3 juta orang.

Baca Juga: Cerita Sedih Saat Sarwo Edhie Peluk Anak Gembong PKI DN Aidit di Kawah Upas, Bikin Haru!

Baca Juga: Hasil Drawing Liga Champions Eropa 2020-2021, Real Madrid Ada di Grup Neraka!

  1. Sempat melawan Soekarno sampai kepung istana

Setelah pemberontakan, Sarwo Edhie mendukung Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI) yang ingin menurunkan Soekarno karena peristiwa G30SPKI.

Saat peristiwa supersemar 11 Maret 1966 pun Sarwo Edhie menjadi pemimpin pasukan yang mengepung Istana Merdeka.

Artikel ini telah tayang di pikiran-rakyat.com dengan judul: 7 Fakta Sarwo Edhie, Ayah Ani Yudhoyono yang Tumpas PKI namun Peluk Anak DN Aidit.

Baca Juga: Kamu Lolos? Ini Cara Sambungkan Rekening Agar Dapat Insentif Kartu Prakerja Gelombang 10

Baca Juga: Persiapan! BLT Subsidi Gaji Tahap 5 Akan Cair Bulan Ini, Ini Rinciannya!

  1. Dipindahkan ke Sumatra, Lemahkan pengaruh Soekarno

Pada 1967, Soeharto sudah menggantikan Soekarno menjadi Presiden RI kemudian memindahkan Sarwo Edhie menjadi Panglima Kodam II/Bukti Barisan.

Sarwo Edhie selanjutnya melemahkan pengaruh Soekarno dengan melarang Partai Nasional Indonesia (PNI) di seluruh pulau Sumatra.

  1. Bertemu dengan Ilham Aidit dan berpelukan

Sarwo Edhie bertemu dengan putra DN Aidit, Ilham Aidit, dalam pelantikan Wanadri tahun 1981. Ilham menjadi satu-satunya yang dipeluk kendati ia tak sadar siapa sebenarnya Sarwo Edhie itu.

Baca Juga: Masih Ada Harapan! Ini Cara Dapat Bantuan Kuota Internet Gratis Kemendikbud Bulan Oktober 2020

Baca Juga: Bisa Lewat WA,Token Listrik Gratis dari PLN Meluncur di Rumahmu Bulan Oktober, Ini Cara Dapatkannya

Tiga tahun terlewati, Ilham kembali bertemu Sarwo Edhie dan kini keduanya berbicara empat mata dibalik sebuah tebing di Kawah Upas, Gunung Tangkuban Perahu.

Dalam pertemuan itu, Sarwo menyatakan bahwa tindakan yang dilakukan saat G30SPKI 1965 hanya untuk melaksanakan tugas dan kewajiban.

Ia pun mengakui langkahnya dalam peristiwa tersebut salah, kemudian mengulurkan tangan perdamaian kepada Ilham. Keduanya berjabat tangan dan saling berpelukan kembali

Baca Juga: Cara Daftar BLT Bantuan UMKM Sebesar 2,4 Juta dari Banpres, Baca Disini

Baca Juga: CATAT! Kuota Internet Gratis dari Kemendikbud Dapat Digunakan pada 19 Aplikasi

  1. Sempat diusulkan jadi Pahlawan Nasional

Sarwo Edhie sempat diusulkan menjadi salah satu pahlawan nasional, namun akhirnya gagal karena ditolak keras oleh anak keturunan korban tahanan politik (tapol) G30SPKI.*** (Mahbub Ridhoo Maulana/Pikiran Rakyat)

Editor: Heru Fajar

Sumber: Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler