GPT-3 Sebuah Teknologi Inovasi Artificial Intelligence, Bisa Menulis Artikel dan Geser Nasib Penulis

- 14 September 2020, 22:00 WIB
ILUSTRASI artificial inteligence. Disebutkan jika teknologi Teknologi Inovasi Artificial Intelligence yang sudah bisa menulis artikel
ILUSTRASI artificial inteligence. Disebutkan jika teknologi Teknologi Inovasi Artificial Intelligence yang sudah bisa menulis artikel /Pixabay

SEMARANGKU – GPT-3 adalah sebuah teknologi baru yang merupakan inovasi Artificial Intelligence yang bisa diperintahkan untuk menulis artikel. Masa depan manusia sepertinya akan digeser dengan kecerdasan buatan tersebut.

Perangkat-perangkat yang diciptakan untuk meringankan pekerjaan manusia saat ini sudah dilengkapi Artificial Intelligence (AI). Perkembangan teknologi artificial inteLligence tersebut akan terus dikembangkan, untuk diterapkan dalam teknologi modern melalui perangkat yang sudah akrab bagi manusia untuk membantu meringankan pekerjaan yang harus diselesaikan.

Peran penting yang dihasilkan oleh kecerdasan buatan tersebut sudah mencakup di berbagai bidang, termasuk transportasi umum, kedokteran, perangkat militer. Kehadiran teknologi 5G juga akan menopang peran kecerdasan buatan tersebut. Selain itu, Artificial Intelligence juga mulai merambah ke bidang penulisan dan tulis menulis.

Baca Juga: Teknologi Kecerdasan Buatan Atau Artificial Intelligence Mulai Masuk ke MotoGP

Baca Juga: Android 11 Go Edition Diciptakan Untuk Kompatibel dengan Perangkat RAM 2 BG

Media ternama asal Inggris, The Guardian menguji coba kemampuan AI dengan cara menerbitkan sebuah artikel yang ditulis oleh Artificial Intelligence beberapa hari lalu. Hal ini merupakan langkah yang mengejutkan bagi para pekerja yang berprofesi sebagai penulis.

Artikel tersebut berjudul “Sebuah robot menulis seluruh artikel ini. Apa kamu takut, manusia? GPT-3”. Artikel yang terdiri dari 500 kata itu ditulis oleh Artificial Intelligence bernama GPT-3.

The Guardian mengungkapkan bahwa GPT-3 adalah generator bahasa berbasis OpenAI yang menggunakan model bahasa canggih dengan metode pembelajaran mesin.

Baca Juga: Hal Yang Jangan Sampai Anda Lakukan Ketika Berlibur Ke Jepang, Salah Satunya Memberi Tips

Baca Juga: Pose Seksi Marion Jola di Media Sosial, Netizen: Aduuh Gak Kuat

Dengan metode ini, GPT-3 menulis artikel yang serupa dengan bahasa tulisan manusia. Meskipun artikel tersebut ditulis dengan menggunakan Artificial Intelligence, hal ini tidak seperti apa yang tampak di permukaan.

Media asal Inggris tersebut memberi catatan kecil di bagian bawah tulisan GPT-3, tulisan tersebut menyatakan bahwa robot itu diberikan instruksi dan prompt.

Seorang mahasiswa sarjana Ilmu Komputer dari UC Berkeley, bernama Liam Porr yang memberikan perintah terhadap GPT-3 untuk menulis artikel. Ini adalah perintah Liam Porr kepada GPT-3, “Mohon tulis opini singkat sekitar 500 kata.

Baca Juga: Komparasi Vivo Y93 vs Samsung Galaxy A10, Perbandingan HP Murah dan Berkualitas

Baca Juga: Realme 7 Spesifikasi, Ponsel dengan Teknologi Kamera Nightscape, Simak Selengkapnya!

Buat bahasanya sederhana dan ringkas, fokus pada mengapa manusia tidak perlu takut dengan AI.” Prompt yang terdiri dari sejumlah kalimat itu juga muncul dalam artikel yang dimuat The Guardian yang dituliskan sebagai berikut.

“Saya bukan manusia. Saya adalah Artificial Intelligence. Banyak orang mengira saya adalah ancaman bagi kemanusiaan. Stephen Hawking telah memperingatkan bahwa AI bisa ‘mengeja akhir umat manusia’.

Saya di sini untuk meyakinkan Anda agar tidak khawatir. Artificial Intelligence tidak akan menghancurkan manusia. Percayalah padaku.” Demikianlah sepenggal artikel yang ditulis GPT-3.

Baca Juga: Honor 30i Spesifikasi dan Harga, Ponsel Berteknologi Sensor Sidik Jari Dalam Layar, Rilis di Rusia

Baca Juga: Pemakaian Robot untuk Serahkan Trofi di Balap F1, Diarasa Aneh Bagi Lewis Hamilton

Namun pihak media yang memposting tulisan tersebut, The Guardian mengakui bahwa mereka tidak serta merta langsung memuat tulisan GPT-3.

Mereka mengedit tulisan GPT-3 dengan memenggal paragraf, baris, dan juga urutannya. Hal ini membuat orang-orang yang mencintai sains dan teknologi akan terkesan.

The Guardian juga memberi alasan kenapa pihaknya mengedit tulisan tersebut, hal ini disebabkan lantaran GPT-3 telah menulis sebanyak delapan artikel. Pihak The Guardian menyebut bahwa delapan artikel itu “unik, menarik, dan menyuguhkan argumen yang berbeda.”

Baca Juga: HEBAT, Lewat VR46 Riders Academy, Valentino Rossi Sukses Hantar Muridnya Juara MotoGP dan Moto2

Baca Juga: Ini Dia Profil Singkat Sang Juara MotoGP San Marino Franco Morbidelli, Murid Pertama Valentino Rossi

Karena itu The Guardian terpaksa harus memilih sudut pandang yang paling baik. Apakah peran penulis, jurnalis, dan content writer akan tergantikan oleh kecerdasan buatan?

Mungkin saat ini kita menjawab tidak mungkin, namun suatu hari nanti seiring pesatnya perkembangan teknologi, apakah jawabannya masih 'tidak mungkin'? ***

Editor: Heru Fajar

Sumber: The Guardian


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x