Ganjar Pranowo dan Mendes PDTT Resmikan Desa Jatisobo Sukoharjo Sebagai Desa Inklusif

- 19 November 2020, 20:14 WIB
Ganjar Pranowo dan Mendes PDTT Resmikan Desa Jatisobo Sukoharjo jadi Desa Inklusif
Ganjar Pranowo dan Mendes PDTT Resmikan Desa Jatisobo Sukoharjo jadi Desa Inklusif /Semarangku/Dok. Humas Prov Jateng/

SEMARANGKU - Ganjar Pranowo selaku Gubernur Jawa Tengah mendampingi Abdul Halim Iskandar selaku Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT) dalam meresmikan desa Jatisobo Sukoharjo sebagai desa inklusif.

Desa Jatisobo Sukoharjo merupakan desa binaan Unversitas Gadjah Mada Yogyakarta dan Keluarga Alumni Gadjah Mada (Kagama) bersama Kemendes PDTT ini diharapkan mampu menjadi percontohan desa inklusif di Indonesia.

Acara peresmian yang digelar di Balai Desa Jatisobo pada Kamis, 19 November 2020 itu dilakukan dengan sederhana dan menggunakan protokol kesehatan ketat. Tamu undangan dibatasi, dan semuanya wajib memakai masker serta berjarak.

Baca Juga: Ajaib! Kurang dari 24 Jam, Keinginan Kades Kalsel Temui Menteri Langsung Dipenuhi Ganjar Pranowo

Baca Juga: UKM Virtual Expo 2 Jawa Tengah Diramaikan Ribuan Produk UMKM, Anne Avantie Beri Nasihat Ini

"Saya sangat senang, bangga sekaligus bahagia dengan pencanganan Desa Jatisobo menjadi desa inklusif. Karena, desa inklusif sangat dibutuhkan di Indonesia dan harus terus dikembangkan," kata Abdul Halim Iskandar.

Abdul Halim menambahkan, desa inklusif merupakan representasi dari kebhinekaan bangsa Indonesia. Dengan desa inklusif, maka semua perbedaan yang ada di desa tidak menghalangi masyarakatnya untuk membangun bersama.

"Kalau semua desa di Indonesia ini saling menghormati, menghargai, mengakomodasi, saling memiliki dan semuanya terlibat, maka akan sangat indah. Siapapun dia, tanpa memandang apa warna kulitnya, sukunya, apakah difabel atau tidak, semuanya dapat berkontribusi membangun desanya masing-masing," tambahnya.

Baca Juga: Sowan ke Habib Luthfi, Ganjar Pranowo dan Kapolda Jateng Diminta Lebih Tegas Dalam Bersikap

Baca Juga: Alhamdulillah! Visa Umrah Jamaah Indonesia Mulai Diterbitkan Lagi Hari Ini

Abdul Halim mengatakan, desa inklusif akan terus dikembangkan di Indonesia. Saat ini, sudah ada banyak desa yang menjadi desa inklusif, namun UGM dan Kagama ingin membantu dengan cara baru.

"Ini akan kami jadikan pilot project untuk program desa inklusif lainnya. Desa-desa lain harapannya bisa mereplikasi pada desa inklusif yang sudah berjalan, sesuai dengan kearifan lokal masing-masing," pungkasnya.

Sementara itu, Gubernur Jawa Tengah yang juga Ketua PP Kagama, Ganjar Pranowo akan menjadikan Desa Jatisobo sebagai percontohan. Sehingga, desa-desa lain di Jawa Tengah dapat mereplikasi untuk menjadikan desanya masing-masing lebih inklusif.

Baca Juga: Cukup Klik kemnaker.go.id untuk Tahu Penerima BLT Subsidi Gaji BPJS Ketenagakerjaan Termin 2 Tahap 3

Baca Juga: Akan Diperiksa Terkait Kerumunan Habib Rizieq, Bupati Bogor Justru Positif Covid-19, Begini Nasibnya

"Tentu saja yang paling penting dari desa inklusif ini adalah semua terlibat. No one left behind, jadi semuanya dilibatkan khususnya penyandang disabilitas, kelompok perempuan dan anak," jelasnya.

Dengan konsep desa inklusif itu, Ganjar berharap desa-desa di Jateng dan Indonesia bisa membangun desanya dengan bersama-sama. Tidak ada lagi bicara soal apa suku, agama, ras, bahkan kondisi fisik.

"Kalau itu dilakukan, maka proses penyusunan program akan lebih baik. Ada representasi semua warga, ada akomodasinya, sehingga masyarakat akan jadi senang," pungkasnya.

Baca Juga: 5 Penyebab BLT Subsidi Gaji BPJS Ketenagakerjaan BSU Termin 2 Tak Ditransfer ke Karyawan

Baca Juga: Akses info.gtk.kemdikbud.go.id untuk Pencairan BLT Guru Honorer Rp 1,8 Juta BSU Kemdikbud

Kepala Desa Jatisobo, Darmanto mengatakan, total ada 85 difabel di desanya itu. Selama ini, mereka selalu diberikan bantuan dan difasilitasi ternak sapi.

"Setiap rapat, mereka juga kami libatkan. Kami juga memberikan kesempatan pada mereka untuk terlibat di PKK, Pokja, Posyandu dan semua kegiatan lainnya," tegasnya.

Untuk aksebilitas, pihak desa juga telah memfasilitasi para difabel mendapatkan jaminan kesehatan dan pendidikan. Sejumlah dana desa juga digunakan untuk membantu para penyandang disabilitas itu.

"Dana desa sudah kami gunakan untuk pengembangan warga difabel sejak 2018 lalu. Sampai saat ini masih terus berlanjut," pungkasnya. ***

Editor: Risco Ferdian


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah