“Itu butuh disentuh oleh orang-orang kreatif dan difasilitasi oleh pemerintah seperti Pemkab Semarang yang sudah mendampingi,” tuturnya.
Mantan anggota DPR RI itu pun mendorong agar pengembangannya terus didampingi. Sebab olahan Talas Beneng itu juga mulai dilirik pasar dalam negeri.
Pengembangan dan riset nantinya bisa memaksimalkan seluruh bagian dari tanaman Talas. Bekti, kata Ganjar Pranowo, adalah sebagian contoh dari industri kreatif di level desa yang patut untuk terus didukung.
Khususnya ketika produknya makin diminati, pasti akan berdampak pada permintaan yang meningkat. Maka persoalan lain seperti permodalan akan muncul. Hal itu, mesti didampingi terus menerus oleh pemerintah.
“Nggak sulit ini sehingga kalau kita melihat potensi ini dugaan saya akan jauh lebih banyak. Maka mandiri dari desa dengan kekuatan yang ada di sini bisa mendunia. Ini contohnya,” tandas Ganjar Pranowo.
Salah satu nilai ekspor daun talas yang pernah dilakukan pada akhir tahun 2021 lalu, Jawa Tengah mengirimkan 3,3 ton ke Australia dengan harga per kilogramnya 2 dollar AS.***