Di bawah pot ada pipa panjang yang berisi air yang diberi lubang. Dari pot ke pipa tersebut diberi sumbu kompor, dan kain pel, agar air bisa naik ke atas untuk kebutuhan tanaman.
Baca Juga: Ganjar Pranowo Usulkan Hoegeng, Kariadi dan Soegarda Jadi Pahlawan Nasional
''Dengan metode seperti ini, sangat menghemat air. Berbeda dengan menyiram, di mana airnya bisa tumpah dan berlebih. Jadi metode ini sangat efektif dan berhasil. Jadi intinya, di mana saja, bisa diterapkan urban farming,'' tambahnya.
Urban farming ini sebenarnya sudah dikenalkan Pemkot Semarang sejak 2015 lalu. Namun, saat ini begitu populer seiring Pandemi Covid-19 yang sedang melanda.
Pemkot pun ikut mendorong masyarakat memanfaatkan lahan yang ada untuk bercocok tanam. ***