Ganjar Pranowo Berujar Jangan Biarkan Darah dan Air Mata Pejuang Mengalir Sia-Sia

- 10 November 2021, 19:30 WIB
Ganjar Pranowo Berujar Jangan Biarkan Darah dan Air Mata Pejuang Mengalir Sia-Sia
Ganjar Pranowo Berujar Jangan Biarkan Darah dan Air Mata Pejuang Mengalir Sia-Sia /Dok Humas Prov Jateng

 

 
SEMARANGKU - Bukan tanpa alasan Ganjar Pranowo memilih upacara di tempat itu. Sebab di tempat itulah, bersemayam makam pejuang yang mendapat julukan Singa Betina dari Aceh, Pocut Meurah Intan.
 
Ganjar Pranowo sebelumnya telah datang bersama mahasiswa dan masyarakat Aceh di Semarang untuk berziarah dan membersihkan makam Pocut Meurah Intan. Setelah itu, beliau meminta agar upacara Hari Pahlawan digelar di dekat makam tersebut.
 
Pidato Ganjar Pranowo itu menggema di sebuah desa kecil di Blora pada Rabu 10 November 2021 pagi. Dukuh Weru Desa Temurejo namanya. Di desa itulah, orang nomor satu Jateng menggelar upacara peringatan Hari Pahlawan.
 
 
 
"Ayo kita buktikan, bahwa darah dan air mata pejuang yang jatuh ke tanah tidak percuma. Duka dan lara dari ribuan pertempuran pendahulu kita, tidak sia-sia. Selamat Hari Pahlawan!." bunyi pidato Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo dalam memimpin upacara Hari Pahlawan.
 
Upacara itu digelar sangat sederhana. Tempatnya pun kecil, di lapangan pinggir desa yang dikelilingi persawahan. Namun, upacara tetap berjalan khidmad dan penuh makna.
 
Di tempat lokasi upacara ini, bersemayam pejuang wanita dari Aceh Pocut Meurah Intan yang oleh warga sini biasa memanggil Mbah Cut. 
 
Warga sini telah merawat makam beliau. Ini membuktikan bahwa kepahlawanan tidak memandang apa sukunya, rasnya maupun agamanya. Selagi berjuang untuk Indonesia Raya, mereka semua pahlawan kita.
 
Maka Ganjar Pranowo juga memberikan hormat dan apresiasi pada masyarakat yang merawat makam Pocut Meurah Intan. Selain itu juga dia sampaikan pada masyarakat Makassar yang telah merawat makam Pangeran Diponegoro.
 
Selain itu juga pada masyarakat Sumedang yang merawat makam Cut Nyak Dien dan masyarakat Minahasa yang merawat makam Tuanku Imam Bonjol.
 
"Penghormatan tinggi juga kita 
 pada saudara kita di Afrika Selatan yang menghormati dan merawat makam Syekh Yusuf dari Goa Sulawesi Selatan." tambahnya.
 
Peringatan Hari Pahlawan ini lanjut Ganjar Pranowo menjadi momentum bagi bangsa untuk melihat lebih luas samudera perjuangan bangsa. Ribuan pertempuran telah dijalani, jutaan pahlawan telah gugur demi merebut dan mempertahankan kemerdekaan.
 
"Kita yang menikmati rasanya merdeka ini, terus dan akan tetap berdiri di atas tulang, darah bahkan air mata mereka. Tidak ada alasan bagi kita untuk main-main, apalagi mempermainkan Keindonesiaan kita," tegasnya.
 
Ganjar juga mengajak seluruh anak bangsa melanjutkan perjuangan para pahlawan. Menurutnya, perjuangan saat ini lebih berat jika dibandingkan dengan para pahlawan.
 
"Setiap zaman punya tantangan dan persoalan sendiri. Ayo kita buktikan, bahwa darah dan air mata pejuang yang jatuh ke tanah tidak percuma. Duka dan lara dari ribuan pertempuran para pendahulu kita, tidak sia-sia," ucapnya.
 
Keras dan pedihnya perjuangan para pahlawan lanjut Ganjar harus menjadi motivasi anak bangsa untuk terus bergerak menciptakan kemakmuran dimanapun berada. Apapun profesinya, lakukan sebaik-baiknya.
 
Banyak hal yang harus dilakukan generasi penerus bangsa mengisi kemerdekaan. Selain menjaga persatuan dan kesatuan, generasi muda dituntut menjadikan bangsa ini berdikari terhadap politik pangan, air dan energi. 
 
Semua elemen generasi ini harus berkontribusi guna memberikan inovasi dan kreasinya agar Indonesia menjadi bangsa berdaulat yang berkepribadian dalam kebudayaan.
 
"Agar kita tidak dikenang sebagai generasi durhaka terhadap negara. Kita tidak boleh menyia-nyiakan kesempatan dan tanggungjawab. Karena kita tidak ingin, jadi negara yang biasa-biasa saja," pungkasnya.***

Editor: Heru Fajar


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x