Network
Sebuah analisis baru dari beberapa studi yang diterbitkan yang diterbitkan di Nature menilai kesehatan lebah selama dua dekade dan menjelaskan bagaimana faktor alami dan buatan manusia tidak lagi mendukung lebah yang membatasi kemampuan mereka untuk mencari makan, mempertahankan rincian, menghasilkan koloni, dan umurnya.
Salah satu penyebab terbesar dalam kematian lebah yang cepat adalah agrokimia.
Penyerbukan serangga seperti lebah menghadapi serangkaian ancaman, termasuk fungisida dan pestisida, yang akan mengurangi aktivitas serbuk sari dan membatasi nektar yang diperoleh dari bunga liar.
Sementara itu, pada 2019 sekelompok ilmuwan menyimpulkan bahwa hampir setengah dari semua spesies serangga di Bumi sekarang menyaksikan penurunan populasi.
Jika lebah punah. maka sebagian besar manusia tidak akan bertahan hidup di planet Bumi karena gizi buruk dan kelaparan akan melonjak.
Sementara itu, penggunaan agrokimia buatan manusia akan terus membahayakan populasi lebah.
Mereka akan terkena predator seperti virus, jamur, dan bakteri yang merupakan ancaman bagi lebah.
Tak hanya soal kelaparan, ekonomi juga akan surut jika populasi lebah terus turun.
Studi AS yang sama mengklaim bahwa tanaman yang bergantung pada penyerbuk alami seperti lebah menghasilkan $ 50 miliar per tahun. Tanpa lebah - tidak ada ekonomi untuk dipertahankan.***
