Stok Vaksin Seret, Tim Ahli Sebut 97 Persen Kematian Terjadi Pada Warga yang Belum Ikut Vaksinasi

- 9 Agustus 2021, 19:48 WIB
Ilustrasi - Vaksin Covid-19 langka, tapi korban terus berjatuhan karena belum ikut vaksinasi.
Ilustrasi - Vaksin Covid-19 langka, tapi korban terus berjatuhan karena belum ikut vaksinasi. /Pixabay/Myriams-Fotos/

SEMARANGKU - Tim ahli Covid-19 menyebut, 97,2 persen kematian karena Covid-19 di Jateng merupakan warga yang belum mengikuti vaksinasi.

Sementara pemerintah sendiri masih kesulitan mencukupi kebutuhan vaksin di Jateng.

Hal itu disampaikan Pj Sekda Jateng, Prasetyo Aribowo saat rapat bersama Gubernur Ganjar Pranowo, Senin 9 Agustus 2021.

Baca Juga: Vaksinasi di Jawa Tengah Lambat, Baru 5 Jutaan yang Divaksin, Ganjar Kontak Menkes

Prasetyo menerangkan, vaksinasi memberikan dampak cukup signifikan dalam penanganan pandemi di Jateng.

"Dari 10 rumah sakit di Jateng yang diteliti, ditemukan fakta bahwa 97,2 persen kasus kematian di rumah sakit terjadi pada pasien yang belum divaksin," katanya.

Selain itu, penelitian tersebut juga menunjukkan bahwa angka kematian didominasi oleh pasien lansia, dengan usia di atas 45-65 tahun. Presentasi angka kematian usia ini mencapai 58,4 persen lebih tinggi dibanding kategori umur lainnya.

"Penelitian juga menemukan sebanyak 87 persen kasus kematian di rumah sakit terjadi pada pasien kategori rentan, diantaranya lansia dan mereka yang memiliki komorbid," jelasnya.

Baca Juga: Percepatan Vaksinasi Jateng Dilakukan Tiap Minggu, Ganjar Pranowo: Termasuk Vaksin Sinopharm dan Disabilitas

Sementara itu, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo mengatakan, dari hasil kajian itu, angka kematian memang terkonfirmasi pada lansia, komorbid dan mereka yang belum divaksin. Dan terkait vaksinasi ini, angkanya cukup besar dalam arti bisa melakukan pencegahan.

"Itu hipotesis kita. Makanya untuk rapat tadi kita ubah cara vaksinasi di Jateng. Sekarang kita cari daerah yang penduduknya banyak, lansianya banyak, komorbidnya banyak. Itu yang diprioritaskan jadi sasaran vaksinasi," jelasnya.

Selain itu, Ganjar meminta seluruh Bupati/Wali Kota fokus pada vaksinasi kelompok rentan itu. Vaksin yang diberikan ke daerah, diminta menyasar kelompok-kelompok tersebut.

"Sementara yang dari TNI/Polri bisa menyasar yang umum. Sehingga lebih enak pembagiannya. Biar tidak berebut pada ceruk yang sama," jelasnya.

Sebab jika tidak ada pembagian, maka vaksinasi jadi tidak terarah. Apalagi, karena ingin banyak-banyakan vaksinasi, mereka membuka sentra vaksinasi yang justru menimbulkan kerumunan.

"Saya minta kabupaten/kota menyiapkan sentra-sentra vaksinasi yang lebih kecil lagi, sehingga mudah diakses masyarakat. Misalnya di kelurahan, kantor desa dan sebagainya sehingga distribusi kita jadi lebih banyak," tandas Ganjar. ***

Editor: Mahendra Smg


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah