Satpol PP, bupati, wali kota, dan Disperindag didampingi TNI/Polri, lanjut Ganjar, harus terus keliling melakukan operasi.
Jika menemukan ada warga yang melakukan pelanggaran prokes di tempat-tempat keramaian itu, maka petugas harus mengambil tindakan tegas.
“Kalau tidak mau, tutup. Atau kalau tidak bisa take away. Sebenarnya take away itu yang paling bagus,” terangnya.
Beberapa daerah lanjut Ganjar sudah bagus dalam pelaksanaan pengetatan itu. Dirinya mencontohkan saat bersepeda di Kota Semarang pada Senin kemarin.
Baca Juga: Kapolda Jateng Lakukan Pengetatan Larangan Mudik, Ada Petugas yang Jaga Sampai di Jalan Tikus
Diceritakan, ketika Ganjar ingin makan di salah satu restoran, pengelola restoran berani menolak Ganjar.
“Saya kemarin sepedaan di Kota Semarang, pengen makan ayam tulang lunak. Sepertinya enak, cocok. Jadi saya minggir. Tempatnya sepi, jadi saya pengen makan di situ,” papar Ganjar.
Sebelum sempat duduk nyaman sambil menunggu pesanan matang, Ganjar sudah disuruh pergi.
“Ternyata pengelolanya bilang, mohon maaf pak Ganjar, mboten saget (tidak bisa), kalau kerso (kalau mau) take away saja. Ini bagus, saya apresiasi,” papar Ganjar. ***