Gandeng Ulama dan Cedekiawan, Ganjar Pranowo Rumuskan Kurikulum Anti Radikalisme di Jawa Tengah

- 4 April 2021, 15:53 WIB
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menggandeng ulama dan cedekiawan untuk merumuskan kurikulum anti radikalisme di Jawa Tengah
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menggandeng ulama dan cedekiawan untuk merumuskan kurikulum anti radikalisme di Jawa Tengah /Dok. Humas Polda Jateng/

SEMARANGKU - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menggandeng ulama dan cedekiawan untuk merumuskan kurikulum anti radikalisme di Jawa Tengah.

Ganjar Pranowo berkumpul bersama ulama dan cedekiawan dalam forum Forum Cinta Tanah Air, Minggu April 2021.

Dalam forum tersebut, nantinya mencetak dan merumuskan anti radikalisme dan intoleransi di Jawa Tengah.

Forum Cinta Tanah Air dipimpin langsung oleh pengasuh  pesantren Giri Kusumo Mranggen, KH Munif Muhammad Zuhri atau yang akrab disapa Mbah Munif.

Turut hadir dalam forum tersebut, mulai ulama, pengasuh pesantren, rektor kampus dan cedekiawan.

Ganjar Pranowo mengapresiasi program yang diwujudkan dalam forum tersebut. Sebab, hasil rumusan kurikulum sangat cocok diterapkan di sekolah Jawa Tengah.

"Forum yang dipelopori Mbah Munif ini sangat brilian dan menerobos. Menggabungkan kampus dan pondok pesantren, mereka berkolaborasi untuk membuat kurikulum pendidikan," kata Ganjar dalam pernyataannya diterima Semarangku.com.

Ganjar menilai bahwa forum tersebut sangat cocok dan menjawab pertanyaan kondisi masyarakat yang akhir ini ditampakkan aksi teror di Makassar dan Jakarta oleh anak muda.

"Saya resah melihat kondisi ini. Maka saya mendukung forum ini sebagai upaya melindungi generasi muda dari paham radikalisme dan intoleransi," terangnya.

"Dengan membentuk karakter dan membuat metode dan metodologi pembelajaran yang baik, forum ini diharapkan membuat anak-anak tidak hanya cerdas secara intelektual, tapi juga emosional. Jadi, tidak gampang ngamukan, tidak baperan," lanjutnya.

Setelah kurikulum yang dibentuk selesai, nantinya hasil forum tersebut akan diterapkan oleh Ganjar di seluruh sekolah di Jawa Tengah. Harapannya kurilulum itu dapat dimasukkan dalam setiap pembelajaran yang ada di jenjang pendidikan itu.

"Semua tingkat dan semua level. Hasil forum ini tentu akan menjadi bagian penting dalam pendidikan di Jawa Tengah. Jadi kalau siswa belajar itu ada gurunya dan isinya benar. Kalau tidak ada gurunya, mereka akan belajar di internet dan itu bahaya. Nanti merasa benar, muncul ujaran kebencian, gampang ngamuk dan sampai pada tindakan yang tidak diinginkan," tutupnya.***

Editor: Sauqi Romdani


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x