Usai rapat, Ganjar dan Budi Karya menyempatkan diri mengecek secara langsung landasan pacu menggunakan mobil khusus. Sayang pengecekan tak bisa berlangsung lama, karena hujan turun begitu deras.
Dari bandara, Ganjar, Budi Karya dan Hevearita kemudian meninjau Stasiun Tawang. Di tempat itu, ketiganya ngobrol begitu serius dengan pihak terkait tentang penanganan banjir di Kota Semarang.
Baca Juga: Semarang Banjir, BMKG Justru Prediksi Hujan Deras Sepekan di Semarang dan Jawa Tengah
"Saya kesini karena mendengar banjir yang melanda obyek-obyek vital. Maka saya ingin melihat secara langsung agar tindakan yang diambil nantinya bisa kongkrit," kata Budi Karya.
Banjir dan rob di Semarang lanjut Budi Karya dikarenakan cuaca ekstrem dan rob yang tinggi. Namun, kejadian ini dipastikan akan kembali terulang, sehingga harus ada upaya untuk menyelesaikannya.
"Di bandara kami minta Kementerian PUPR membangun dam (penampung air). Istilahnya itu Q100, yang bisa menahan banjir selama 100 tahun. Selain itu, pendangkalan sungai-sungai saya minta dikeruk dan pembuatan tanggul untuk rob juga sudah berjalan," terangnya.
Baca Juga: Bandara Internasional Ahmad Yani Semarang Dibuka Pasca Banjir, Cuaca Membaik!
Selain itu, Budi Karya juga meminta Angkasa Pura melakukan evaluasi penanganan banjir di bandara. Sebab, dari kapasitas pompa yang sudah ada, terbukti belum mampu mengatasi banjir.
"Kami minta besok mereka rapat dan segera dieksekusi. Untuk Kereta Api, ini unik karena ini heritage, sehingga tidak boleh merubah. Maka tadi pak Gubernur sudah menyampaikan, ada program PUPR tentang pengelolaan manajemen air di daerah sini, agar semua tercover," tegasnya.