Unik! Desa di Magelang Ini Kelestarian Alamnya Terjaga Kerena Mitos, Ganjar Pranowo: Keren!

- 17 Januari 2021, 14:14 WIB
Ganjar Pranowo kunjungi Desa Margoyoso, Salaman, Magelang, Jawa Tengah
Ganjar Pranowo kunjungi Desa Margoyoso, Salaman, Magelang, Jawa Tengah /Dok. Humas Prov Jateng/

SEMARANGKU - Adi Daya Perdana selaku Kades menjelaskan kepada Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo bahwa Desa Margoyoso, Kecamatan Salaman, Magelang, Jawa Tengah punya cara unik untuk menjaga kelestarian lingkungan.

Dalam menjelaskan kepada Ganjar Pranowo, Adi Daya Perdana selaku Kades Desa Margoyoso, Magelang, Jawa Tengah menggunakan mitor serta Perdes untuk menjaga kelestarian lingkungan.

Saat dikunjungi Ganjar Pranowo, Adi Saya Perdana selaku Kades Margoyoso mengatakan dengan mitos, kelestarian desanya bisa terjaga.

Baca Juga: Komjen Listyo Sigit Prabowo Minta Doa Restu ke Mantan Kapolri Sebelum Mengemban Tugas

Baca Juga: Dua WNI Tenggelam di Perairan Sabah Malaysia, Ini Sebabnya!

Kades Desa Margoyoso, Salaman, Magelang, Jawa Tengah menjelaskan kepada Ganjar Pranowo bahwa kelestarian desanya bisa terjaga karena mitor dan Perdes

Ganjar Pranowo yang datang ke Magelang sambil gowes dari Kabupaten Semarang langsung mendatangi salah satu pancuran dari sumber mata air. Dengan mendahkan tangannya, ia mengambil air yang sejuk itu untuk kemudian membasuh muka dan rambutnya.

"Seger sekali ya. Ini bisa buat rambut saya jadi hitam nggak ya," candanya.

Baca Juga: Ganjar Pranowo Ingatkan Pentingnya Diskusi Melalui Anak Kecil yang Dipenuhi Coretan Spidol

Baca Juga: Peringatan Iran Usai Latihan Militer: Jika Diserang, Kami Siap Dalam Waktu Singkat!

Kepada Ganjar, Kades Margoyoso, Adi Daya Perdana mengatakan bahwa dahulu desa tersebut kering kerontang. Hampir setiap tahun, warganya selalu meminta bantuan air bersih untuk keperluan sehari-hari.

"Setelah itu kami menggalakkan konservasi lingkungan. Untuk mendukungnya, kami membuat peraturan desa (Perdes) yang mengatur tidak boleh ada penebangan pohon besar dan giat melakukan penanaman," ujar Adi Daya.

Selain itu, mitos tentang keangkeran pohon-pohon besar juga dihidupkan. Masyarakat yang berani menebang pohon besar, pasti akan diganggu hal-hal ghaib atau yang biasa disebut penunggu pohon.

Baca Juga: Bupati dan Polisi Akan Tangkap dan Karantina Pelajar yang Tidak Pakai Masker, Ini Faktanya!

Baca Juga: Rugi Ratusan Juta, Kelompok Jemaah Haji Ini Ditipu Biro Perjalanan Umrah

"Dengan kepercayaan mistis dan peraturan desa ini, upaya kami melakukan konservasi cukup berhasil," jelas Adi.

Terbukti, di desa itu muncul puluhan mata air dengan air yang sangat jernih. Saat ini, di Dusun Silumut sudah ada 88 mata air. Selain itu, di dusun lain ada juga beberapa mata air yang jumlahnya lebih dari 20 titik.

"Dan mata air ini sekarang bisa mencukupi kebutuhan warga kami. Tak hanya itu, desa lain bahkan beberapa desa di Kabupaten Purworejo juga menikmati air dari mata air desa ini," jelasnya.

Baca Juga: Arya Saloka Ungkap Alasan Jadi Pemeran Aldebaran di Ikatan Cinta, Terbongkar Sudah!

Baca Juga: Daftar Janji Joe Biden di Hari Pertama Jadi Presiden AS, Salah Satunya untuk Umat Islam!

Untuk meningkatkan kepedulian bersama, maka Adi Daya membentuk sebuah gerakan bernama 'Sedulur Tunggal Banyu'. Dengan gerakan itu, maka masyarakat bersama-sama menjaga kelestarian lingkungan agar mata air tetap terjaga sampai anak cucu.

"Menjaga mata air ini sama saja menjaga persaudaraan. Melalui mata air, maka kami dapat mempererat tali persaudaraan," pungkasnya.

Ganjar sendiri sangat mengapresiasi langkah yang dilakukan warga Margoyoso itu. Dengan peraturan desa serta mengedepankan kearifan lokal, langkah-langkah pelestarian lingkungan bisa benar-benar tercapai.

Baca Juga: Pria Bersenjata yang Diduga Ingin Serang Joe Biden Ditangkap Karena Stiker, Ini Kronologinya!

Baca Juga: Merinding! Gunung Merapi Keluarkan Lava Pijar Lagi, BPPTKG Langsung Larang Aktivitas Ini

"Ini hebatnya pak Kades dan warga Margoyoso, mereka punya kesadaran lingkungan yang tinggi. Pak Kades ini masih muda, tapi mampu menggerakkan kekuatan yang ada di masyarakat untuk melakukan konservasi lingkungan," katanya.

Langkah itu membuahkan hasil, dengan munculnya sejumlah mata air di desa itu. Bahkan tidak hanya warga setempat yang menikmati, tapi airnya mengalir sampai ke Purworejo.

"Ada 88 mata air di sekitar sini saja, dan yang menikmati sampai Purworejo. Air itu ketika harus menghidupi manusia, tidak memandang suku, agama dan ras, maka tugas kita sekarang adalah mengelola, merawat dan mengkonservasi. Makanya hari ini saya melakukan penanaman," ucapnya.

Baca Juga: Iran Peringatkan AS untuk Menghentikan Tindakan Ilegal Terhadap Para Diplomat

Baca Juga: Akibat Gelombang Kedua Covid-19, Kasus Bunuh Diri di Jepang Meningkat!

Penanaman pohon lanjut Ganjar harus terus digencarkan sebagai upaya melindungi mata air. Untuk itu, ia mengajak seluruh masyarakat giat menanam pohon, apalagi saat ini masih musim penghujan.

"Kalau sebelumnya saya menanam pohon di sekitar Rawa Pening, pekan lalu di bantaran sungai Jragung Demak dan hari ini di Kabupaten Magelang, maka besok kita cari lagi tempat lainnya untuk menanam. Ayo kita tanam terus, mumpung musim penghujan," pungkasnya.

Dalam penanaman pohon tersebut, turut hadir pula Bupati Magelang, Zaenal Arifin, sejumlah warga dan anggota karang taruna. Sebanyak 500 pohon ditanam dalam kesempatan itu, meliputi jenis Gayam, Durian, Jambu dan Sirsak. ***

Editor: Risco Ferdian


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x