Kisah Haru, Mahasiswa UIN Walisongo Meninggal Sebelum Wisuda, Orang Tua Gantikan Sang Anak

12 Februari 2023, 06:00 WIB
Ilustrasi Wisuda, Kisah Haru, Mahasiswa UIN Walisongo Meninggal Sebelum Wisuda, Orang Tua Gantikan Sang Anak / /pexels/muhammadtahaibrahimmaaji

SEMARANGKU - Mahasiswa UIN Walisongo Semarang, Almarhum Hariyo Triyuli Subagio, meninggal dunia sebulan sebelum wisudanya. 

Kisah haru terjadi saat prosesi wisuda yang dilaksanakan pada Kamis, 9 Februari 2023. Pasalnya Almarhum Hariyo digantikan oleh orang tuanya. 

Almarhum merupakan salah satu mahasiswa jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam (BPI) Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo.

Budiyono dan Siti Lestari menggantikan mendiang anaknya dalam prosesi wisuda di UIN Walisongo tersebut. 

Baca Juga: Ganjar Pranowo Ajak Para Pengusaha Mudah Untuk Bergabung Dengan HIPMI Jateng Agar Mampu Memanfaatkan Peluang!

Suasana hening dan penuh haru menyelimuti prosesi wisuda tersebut saat nama Almarhum Hariyo. Kedua orangtuanya melangkahkan kakinya menuju panggung wisuda dengan wajah penuh haru. 

Saat serah Terima ijazah, Ayah Hariyo, Budiyono tak kuasa menahan tangis ketika Rektor UIN Walisongo, Prof. Dr. Imam Taufiq, M.Ag menyerahkan ijazah almarhum. 

Budiyono berusaha tetap tegar dan bangga dengan anaknya yang telah berusaha menyelesaikan skripsinya di kala berjuang melawan kanker yang diderita almarhum. 

Baca Juga: Cek 4 Rekomendasi Tempat Gadai BPKB Mobil di Jakarta Bagi yang Malas Ribet Soal Penjualan Mobil

Almarhum Hariyo menderita kanker paru-paru sejak 2021. Namun kondisinya tersebut tidak membuat almarhum berputus asa dengan hidupnya dan selalu berjuang untuk sembuh serta menyelesaikan pendidikannya. 

Kedua orang tuanya mengatakannya jika selama hidup almarhum merupakan anak yang tidak banyak bicara, agak tertutup, dan penurut. Almarhum selalu meminta doa kepada orang tuanya agar bisa sembuh dari penyakitnya. Semangat almarhum untuk sembuh sangat luar biasa. 

Almarhum merupakan sosok yang rajin beribadah, taat, dan tidak macam-macam selama hidupnya. Selama sakit, almarhum tidak pernah mengeluh dan berusaha legowo agar tidak merepotkan kedua orang tuanya. 

Ibunda almarhum, Siti Lestari, mengatakan bahwa anaknya ingin sekali mengikuti wisuda dan ingin mengucapkan terima kasih kepada dosen-dosennya karena telah memberikan nasihat, ilmu, dan motivasi. Almarhum Hariyo mempunyai semangat yang tinggi agar bisa lulus dan mengikutinya wisuda. 

Ketua Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam, Dr. Ema Hidayanti, M.Si., bangga dengan perjuangan mahasiswanya tersebut dalam berusaha menyelesaikan pendidikannya sembari melawan kanker paru-paru yang dideritanya. 

"Almarhum, meskipun dalam kondisi sakit dan menjalani kemoterapi, tetap mengerjakan skripsi dengan baik. Biasanya setiap selesai pengobatan di rumah sakit bimbingan selalu diantar oleh ayahnya," Ujar Ema. 

Momen wisuda tersebut dijalankan penuh khidmat bersama para jajaran Universitas, peserta wisuda, serta tamu undangan. Wakil Rektor mengajak seluruh yang hadir untuk turut serta mendoakan almarhum Hariyo, semoga diterima disisi-Nya dan orang tua almarhum diberikan ketabahan.***

Editor: Heru Fajar

Tags

Terkini

Terpopuler