Muncul Klaster Covid-19 PTM di Sekolah Semarang, Ganjar Pranowo: Tutup dan Evaluasi

1 November 2021, 18:18 WIB
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo meminta sekolah di Semarang yang jadi klaster Covid-19 PTM ditutup dan dievaluasi. /Dok Humas Pemprov Jateng

SEMARANGKU – Sebanyak 70 siswa di beberapa sekolah di Kota Semarang positif Covid-19. Diduga, mereka positif Covid-19 saat kegiatan pembelajaran tatap muka (PTM) di sekolah.

Menanggapi munculnya klaster di lingkungan sekolah, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo meminta sekolah segera tutup jika ada siswa yang positif Covid-19.

“Pokoknya SOP-nya ditutup kayak yang di Solo itu. Langsung tutup dua minggu, terus dievaluasi,” tegasnya usai rapat koordinasi percepatan penanganan Covid-19 di Ruang Rapat lantai 2 Gedung A, Senin 1 November 2021.

Baca Juga: UNICEF Apresiasi Pelaksanaan PTM di Jawa Tengah, Gubernur Ganjar Pranowo: Kami Tidak Tergesa-gesa

Ganjar menegaskan bahwa dari kejadian tersebut pentingnya untuk tetap menjaga protokol kesehatan.

Setiap sekolah juga harus memiliki Satgas Covid-19 yang bertanggung jawab untuk memantau terus-menerus pelaksanaan PTM, serta evaluasi.

“Itu yang saya katakan tadi harus disiplin. Ya mereka bisa ketularan meskipun data yang masuk ke kita mereka tanpa gejala. Maka SOP-nya satu pokoknya ditutup dan setiap sekolah harus punya Satgas Covid-19 yang memantau terusmenerus, dan kita evaluasi pasti,” paparnya.

Ganjar meminta siswa maupun guru yang dinyatakan positif Covid-9 untuk diberi perawatan. Selain itu, harus dilakukan tracing dan testing terhadap sekolah yang bersangkutan. 

Baca Juga: UNICEF Beri Apresiasi Atas Langkah Ganjar Pranowo Laksanakan PTM di Jawa Tengah

“Iya tutup, sekolah tutup dulu dan dirawat anaknya. Dan dilakukan tracing dan testing. Pokonya SOP-nya begitu,” paparnya.

Meski begitu, orang nomor satu di Jateng ini memastikan PTM masih terus dilaksanakan di sekolah-sekolah yang aman dan tertip protokol kesehatan, serta tidak ditemukan kasus penularan.

“Jalan terus, yang lain tetep jalan. Dengan SOP itu menjadi kebiasaan yang bisa dipakai sebagai poedoman pelaksanan PTM. Kecuali masif di seluruh kota. Ditutup 14 hari, ada yang hanya lima hari yang penting diikuti tracing dan testing,” terangnya.

Kepala Dinas Kesehatan Jateng, Yulianto Prabowo menambahkan, siswa maupun guru yang dinyatakan positif harus menjalani isolasi. Dan, pihaknya masih melakukan analisis terkait penularan Covid-19 di sekolah.

“Yang positif harus isolasi. Dan, kita tetap lakukan analisis. Kalau sekolah yang salah, misalnya prokes tidak dilaksanakan, sarana prasarana tidak ada, ya ditutup. Tapi kita lihat dulu, penularannya di sekolah atau di luar sekolah. Tetap kita lakukan analisis” bebernya.

Menurutnya, pelaksanaan PTM harus terus mentaati prorokol kesehatan yang telah menjadi SOP. Hal itu untuk mencegah terjadinya penularan di sekolah.

“Prokes kuncinya, di situ tetep dilakukan. Prokes sekolah mulai dari rumah, perjalanan ke sekolah, selama di sekolah, kembali ke rumah, sarana prasarana seperti cuci tangan sarana untuk fisikal distancing harusus ditaati semuanya. Standar sudah ada assement, tinggal ditaati saja,” tandasnya. ***

Editor: Mahendra Smg

Tags

Terkini

Terpopuler