Kelompok Intoleran di Jawa Tengah Bakal Diberantas, Kapolda Jateng: Nanti Jadi Radikal

30 Desember 2020, 16:00 WIB
Kapolda Jateng Irjen Pol Ahmad Luthfi /Dok. Polda Jateng/

SEMARANGKU – Polda Jawa Tengah berencana memberantas kelompok-kelompok intoleran yang berada di daerahnya.

Sebab jika dibiarkan, kelompok intoleran berpotensi menjadi kelompok radikal, bahkan bisa mengganti dasar negara.

Kapolda Jateng, Irjen Pol Ahmad Luthfi, menjelaskan kelompok intoleran menganggap musuh orang-orang yang dinilai beda pemahaman.

Baca Juga: FPI Resmi Dibubarkan, Fadli Zon Sebut Pembunuhan Demokrasi dan Penyelewengan Konstitusi

Baca Juga: BLT UMKM Rp2,4 Juta Hadir di Tahun 2021, Siapkan Ini Bila NIK Tak Terdaftar di eform.bri.co.id/bpum

“Intoleran ini beda dianggap musuh. Naik jadi radikal kalau bisa mengganti dasar negara, naik jadi teroris kalau sudah menggunakan alat,” kata Kapolda Jateng saat pemaparan evaluasi kinerja Polda Jawa Tengah selama 2020 di Semarang, Rabu 30 Desember 2020.

“Tidak ada tempat bagi radikalisme, terorisme, dan premanisme di Jawa Tengah,” imbuh Kapolda Jateng.

Meski begitu, Irjen Pol Ahmad Luthfi mengakui, keberadaan kelompok intoleran sulit diketahui.

Baca Juga: 3 Data Penting Untuk Dapat Bantuan PIP Rp1 Juta dari Kemendikbud! Buka Laman pip.kemdikbud.go.id

Baca Juga: Resmi Dibubarkan, Pemerintah Tidak Anggap Ormas FPI Ada Karena Menganut Ideologi Khilafah

Sebab, eksistensi kelompok intoleran sulit diidentifikasi jika belum ada perbuatan yang dilakukan.

“Kalau belum ada perbuatannya bukan tindak pidana. Kalau sudah ada wujud perbuatan, sudah masuk pidana,” ucap Kapolda Jateng.

Karena itu, dia mengajak Bhabinkamtibmas untuk ikut mengawasi pergerakan masyarakat yang diindikasi menjurus pada gerakan intoleran.

Baca Juga: Nikmati Mudahnya Belanja Online di Merchant Baru ShopeePay  

Baca Juga: Ada Video Anggota Beri Dukungan ke ISIS, Menko Polhukam Mahfud MD Mantap Bubarkan Ormas FPI

Kapolda Jateng juga mengingatkan para Kapolres untuk tidak memberi tempat bagi kelompok intoleran hingga premanisme tersebut.***

Editor: Meilia Mulyaningrum

Tags

Terkini

Terpopuler