Soroti Data Covid-19 Dobel di Jawa Tengah, Pakar Kesehatan FK Undip Peringatkan Hal Ini

1 Desember 2020, 18:14 WIB
LOGO UNDIP.* /Dok. Undip/

SEMARANGKU – Menanggapi data Covid-19 Jawa Tengah yang dobel, Rebriarina Hapsari selaku Pakar Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro (Undip) Semarang pun mengeluarkan pendapat.

Rebriarina Hapsari meminta agar pemerintah pusat dan daerah (Jawa Tengah) segera melakukan sinkronisasi data.

“Ini harus segera ada sinkronisasi data. Karena dampaknya sangat besar dalam penanganan pandemi,” tutur Hapsari.

Baca Juga: Ganjar Pranowo Ungkap Hal Ini Usai Tahu Anies Baswedan dan Riza Patria Positif Covid-19

Baca Juga: Begini Cara Hapus Suntuk Selama di Rumah

Dokter Spesialis Mikrobiologi Klinik FK Undip ini juga heran kenapa sampai terjadi pebedaan data antara pemerintah pusat dengan daerah khususnya Jawa Tengah yang terlalu tinggi. Apalagi, sampai ditemukan adanya data dobel dalam rilis itu.

“Ini harus dilacak darimana, kok bisa beda dan sampai dobel datanya. Harus ditemukan data dari lab mana, siapa yang mengirim kok sampai begitu,” tambahnya.

Hapsari mengatakan, selama ini laporan selalu dikirimkan dari laboratorium ke Pusdatin Kemenkes. Yang bisa menyelesaikan persoalan itu lanjut dia hanya pemerintah pusat. Seharusnya, pusat melakukan verifikasi dan validasi terkait data yang masuk dari seluruh laboratorium di Indonesia itu.

Baca Juga: Gubernur Anies Baswedan dan Wagub Riza Positif Covid-19, Kantor Tutup, Pemerintahan Bagaimana?

Baca Juga: Cara Klaim Voucher Token Listrik Gratis PLN Desember Via WA Atau Login www.pln.co.id

“Tapi ini tentu butuh waktu lama, karena tidak hanya sehari dua hari untuk proses verifikasi data itu. Jadi memang pilihannya mau cepat atau real time tapi terjadi seperti ini, atau mau lama tapi akurat,” tegasnya.

Sebelumnya diberitakan, terjadi perbedaan data cukup tinggi kasus positif Covid-19 antara Pemerintah Pusat dan Provinsi Jateng.

Dalam rilis tersebut, Satgas Covid-19 menyebut Jateng menjadi provinsi tertinggi kasus positif Covid-19 pada 29 November dengan penambahan sejumlah 2.036. Padahal, data penambahan kasus yang sebenarnya di Jateng pada hari yang sama hanya 844.

Baca Juga: Jalan Terakhir Jika Belum Dapat Kuota Internet Gratis Kemdikbud 100 GB November-Desember, Ayo Lapor

Baca Juga: Serangan Effendi Ghazali ke Mantan Menteri KKP Susi, Penyelundupan Benih Lobster Rp 10,08 Triliun

Setelah dicek, ternyata banyak ditemukan data yang dobel sebanyak 519 kasus. Dari jumlah itu, ada satu nama yang diinput hingga lima kali, sehingga total dobel data yang ditemukan sebanyak 694 kasus.

Selain itu, ada juga 75 orang yang pada minggu sebelumnya sudah dirilis, kembali dirilis pada pekan kemarin. Juga, ditemukan ada data yang sebenarnya sudah diinput sejak Juni, namun baru dirilis.

Saat dikonfirmasi, Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19, Prof Wiku Adisasmito saat dikonfirmasi terkait perbedaan data Pusat dan Jateng serta ditemukannya data dobel enggan memberikan komentar banyak. Wiku menerangkan bahwa persoalan beda data ini adalah ranah Kemenkes.

Baca Juga: Life Goes On BTS No 1 Chart Billboard Hot 100, Twitter Pecahkan Nama Jimin, Suga, dan Jin

Baca Juga: Isi Lengkap Pernyataan Anies Baswedan Positif Covid-19, Beri Peringatan Hingga Minta Doa

“Satgas hanya melakukan analisis data saja yang bersumber dari Kemenkes sehingga perbedaan data ini mohon dikonfirmasikan langsung pada Pusdatin Kemenkes,” ucapnya singkat. ***

Editor: Risco Ferdian

Tags

Terkini

Terpopuler