“Jika kami menduga hujan, perangkat DRS (drag reduction system)-nya tidak mempan begitupun kecepatan maksimumnya, kehilangan banyak daya cengkeram, masih banyak cara lain dan kami ada di Spanyol. Saya tidak menafikannya”, imbuh Rodríguez.
Ujian Sainz di kandang sendiri
Layaknya rekan setimnya Charles Leclerc di Monaco akhir pekan lalu, pembalap Ferrari asal Madrid Carlos Sainz juga akan menghadapi ujian serupa. Pada musim ini segalanya tidak berjalan begitu lancar bagi Tim Kuda Jingkrak.
Meskipun belum pernah gagal finis sejauh ini tetapi Smooth Operator pernah gagal podium akibat diganjar penalti lima detik setelah menabrak rekan senegara sekaligus seniornya Alonso di GP Australia awal April lalu.
Selebihnya Sainz selalu mentok di luar zona podium. Sebaik-baik posisi finis Si Cabai adalah posisi keempat di balapan pembuka GP Bahrain awal Maret lalu.
Jika dilihat dari rekam jejak musim ini Sainz memang tidak semujur Alonso yang telah menemukan mobil yang cocok untuk nama terakhir setelah 15 tahun mencarinya.
Dibandingkan dengan Alonso dan Leclerc yang sudah mencicipi podium musim ini, Sainz belum kunjung naik podium hingga saat ini meskipun ia masih lebih mendingan karena belum pernah menyingkir lebih awal dari balapan.
Penyebabnya sama seperti Leclerc: Reliabilitas mesin Ferrari 066/10 yang payah ditambah dengan ban yang mudah aus.
Belum lagi kru tim Maranello yang kerap melakukan blunder fatal yang berakibat pada hasil-hasil minor yang diraih tim merah Italia tersebut.
Sainz yang dikenal kurang konsisten ini juga tidak terlalu mujur di balapan kandang.