SEMARANGKU - Cek harga Mitsubishi New Colt L300 terbaru bisa pakai Bio Solar atau harus Pertadex.
Berikut info harga Mitsubishi New Colt L300 di Semarang dan sekitarnya dan New Colt L300 ternyuata sudah standar Euro 4.
Dengan Mitsubishi New Colt L300 Euro IV ini apakah bisa diisi dengan Bio Solar atau harus Pertadex.
Apalagi Mitsubishi New Colt L300 ini sudah menggunakan mesin diesel baru berkapasitas 2.268 cc 4 silinder.
Baca Juga: Presiden Jokowi Kunjungi GIIAS 2021, Jajal Mobil Listrik Mitsubishi Minicab Miev
Kini di Semarang model terbaru dari pikap legendaris Mitsubishi New Colt L300 telah diluncurkan di Jawa Tengah.
Dengan banderol harga on the road mencapai Rp 230 - 235 juta, kendaraan niaga itu kini diklaim lebih bertenaga.
Secara sepintas memang tak terlihat pembaruan di bagian body kendaraan yang diluncurkan secara nasional pada 28 Juni 2022 lalu.
Meski demikian, Direktur PT Borobudur Oto Mobil Anam Muklisin membeberkan betapa kuatnya seri terbaru pikap legendaris tersebut.
Sebagai salah satu diler kendaraan Mitsubishi Anam menyebut kini L 300 mempunyai kapasitas mesin 2268 CC dengan 4 silinder.
"Mesin itu membuat L300 kini punya tenga 40 persen lebih besar dari model sebelumnya," terang Anam lebih lanjut.
Baca Juga: Mitsubishi Ingin Ciptakan Daging Buatan, Kerja Sama dengan Startup Israel Tapi Harus Tunggu Hal Ini
Selain itu, dengan kapasitas mesin yang lebih bertenaga, ukuran kargo kini juga dibuat lebih panjang 20 cm.
"Itu yang ditunggu para pelanggan loyal kami yang memang ingin mengangkut lebih banyak dan lebih besar, tambah Anam.
Ia menambahkan, kini Mitsubishi New Colt L300 juga sudah memiliki standar emisi Euro IV sesuai regulasi pemerintah.
Dengan demikian mobil angkut yang tetap mempertahankan bentuk kotaknya ini sudah siap mengaspal di Jateng.
Sementara itu Hendro S Abadi, Head of Central Java Section Sales PT Mitsubishi Motors Kramayudha Sales Indonesia (MMKSI) menambahkan Jateng merupakan pasar potensial L300.
"Dalam satu bulan kami bisa menjual 280 sampai 290 unit di Jawa Tengah, angka tertinggi di wilayah Kedu yang bisa mencapai 63 unit perbulan," tambahnya.
Dengan munculnya generasi terbaru L 300 ini ia menyebut banyak pelanggan yang sudah menunggu hingga inden kendaraan tersebut.
"Tentu dengan pembaruan ini kami berharap performa penjualan juga akan meningkat," pungkasnya.
Dengan mengusung pembaruan standar gas buan Euro IV, maka idealnya New Colt L300 harus menggunakan standar bahan bakar minyak (BBM) dengan kandungan sulfur yang rendah.
Maka idealnya menggunakan Dexlite, atau Pertamina Dex, dengan begitu akan lebih ramah lingkungan dari polusi yang dihasilkan dari sisa pembakaran.
Namun demikian, dengan masih mahalnya harga Dexlite dan Pertamina Dex, pemilik pick up yang kebanyakan dari kalangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) tentu bisa saja keberatan.
Maka pilihannya masih tetap BBM dengan harga murah dari Pertamina, yakni Solar atau dikenal Bio Solar.
Tetsuhiro Tsuchida kembali menerangkan, bilamana New Colt L300 tetap menggunakan solar, maka tak berarti kendaraan akan langsung mogok.
Hanya saja, kata dia lebih butuh perawatan ekstra yang rutin.
"Misalnya untuk perawatan rutin satu tahun dua kali. Tapi kalau memang menggunakan Dexlite atau Pertamina Dex maka akan lebih bagus untuk kinerja mesin," kata dia.
Pangsa Pasar
Anam Muklisin, Direktur PT Borobudur Oto Mobil (BOM) menambahkan bila kehadiran New Colt L300 sudah ditunggu oleh pelanggan setia, di Jawa Tengah khususnya.
Bahkan, mereka rela untuk menunggu atau inden.
Apalagi diakui produk dengan mesin Euro 2 memang sudah tak diproduksi lagi, dan stok habis sejak Mei-Juni 2022.
Sehingga dalam dua bulan itu disebutkannya diler tak bisa menjual produk apa-apa.
"Dengan munculnya New Colt L 300 maka akan menguntungkan diler. Kami optimistis dengan produk baru Euro IV ini yang ramah lingkungan," kata dia.
Disebutkan penjualan tertinggi pikap Colt L300 sebelumnya ada di eks karesidenan Kedu Jawa Tengah.
Sebab daerah ini banyak petani, peternak di mana dengan bonus demografi wilayah pegunungan dan perbukitan penghasil pangan dari sektor tersebut.
"Totalnya 280-290 unit per bulan rata rata penjuala secara nasional. Kalau di Jawa Tengah tertinggi di area eks Karesidenan Kedu, sekitar 63 unit per bulan. Lalu Kota Semarang 35 unit per bulan," jelas dia. ***