Tak Adil! Pejudo Aljazair Kini Diskors 10 Tahun Karena Pro Palestina Saat Olimpiade Tokyo 2020

- 11 September 2021, 19:39 WIB
 Federasi Judo Internasional resmi memberikan hukuman skorsing 10 tahun kepada atlet judo Aljazair Fethi Nourine dan pelatihnya Amar Benikhlef, 10 September 2021/REUTERS FILE PHOTO
Federasi Judo Internasional resmi memberikan hukuman skorsing 10 tahun kepada atlet judo Aljazair Fethi Nourine dan pelatihnya Amar Benikhlef, 10 September 2021/REUTERS FILE PHOTO /

 

SEMARANGKU – Fethi Nourine, atlet judo Aljazair kini mendapat hukuman oleh Federasi Judo Internasional (IJF) karena sikap Pro Palestina pada Olimpiade Tokyo 2020 lalu.

Fethi Nourine telah mengundurkan diri dari ajang Olimpiade Tokyo 2020 ketika mengetahui akan bertemu pejudo asal Israel, Tohar Butbul.

IJF memberi hukuman skorsing 10 tahun kepada atlet judo Aljazair itu dengan alasan menggunakan Olimpiade Tokyo 2020 sebagai platform propaganda.

 Baca Juga: Olimpiade Tokyo 2020 : Ogah Hadapi Israel, Atlet Aljazair Ini Lebih Memilih Mundur

Fethi Nourine dan pelatihnya Amar Benikhlef dilarang berpartisipasi dalam kegiatan atau kompetisi judo apapun yang diselenggarakan oleh IJF selama 10 tahun.

IJF menuduh Aljazair menggunakan acara olahraga internasional sebagai alat untuk propaganda dan melakukannya dengan niat jahat.

“Jelas bahwa judoka Aljazair dengan niat jahat telah menggunakan Olimpiade sebagai platform untuk protes dan promosi propaganda politik dan agama,” kata IJF, dikutip dari MEE 10 September 2021.

IJF menyebut sikap Pro Palestina Fethi Nourine merupakan pelanggaran yang jelas dan sangat serius terhadap undang-undang dan kode etik IJF serta Piagam Olimpiade.

 Baca Juga: Korea Utara Dilarang Tampil di Olimpiade Musim Dingin Beijing 2022, Korea Selatan Cari Alternatif Dialog

“Oleh karena itu tidak ada hukuman lain selain skorsing berat yang dapat dijatuhkan dalam kasus ini,” kata IJF.

“Dengan alasan ini, komisi disiplin IJF menyatakan terhadap Fethi Nourine dan Amar Benikhlef masing-masing sepuluh (10) tahun penangguhan dari semua acara dan kegiatan yang diselenggarakan atau disahkan oleh Federasi Judo Internasional dan serikat pekerjanya, mulai dari 23 Juli 2021 hingga 23 Juli 2031,” bunyi pernyataan IJF.

“Keputusan itu memiliki efek langsung dan dapat diajukan banding ke Pengadilan Arbitrase Olahraga,” tambah pernyataan itu.

Pernyataan IJF tersebut diterbitkan pada hari Jumat dan sebelumnya baik Fethi Nourine dan pelatihnya telah ditempatkan di bawah penangguhan sementara.

Menteri Pemuda dan Olahraga Aljazair, Abdel Razzaq Sabbak menggambarkan sanksi IJF yang dijatuhkan kepada Fethi Nourine dan Amar Benikhlef sebagai sangat tidak adil.

Sabbak telah berjanji untuk mengajukan banding terhadap keputusan IJF tersebut.

“Saya meminta presiden Komite Olimpiade dan Olahraga (COA) Aljazair untuk memulai prosedur yang diperlukan untuk mengajukan banding atas keputusan ini dan mencoba meringankan sanksi sejauh mungkin dan dengan demikian memulihkan pahlawan kita Fethi Nourine,” katanya pada hari Rabu.

Sebelumnya Fethi Nourine telah menyatakan dukungan bulat untuk perjuangan Palestina, sehingga membuatnya tidak mungkin bertanding melawan pejudo Israel.

“Kami telah bekerja keras untuk lolos ke Olimpiade, tetapi perjuangan Palestina lebih besar dari semua itu,” ujarnya.

“Posisi saya konsisten pada masalah Palestina dan saya menolak normalisasi dan jika saya harus absen dari Olimpiade, Tuhan akan memberi kompensasi,” sambungnya.

Aljazair secara resmi tidak mengakui negara Israel dan menolak masuk siapa pun yang memegang paspor Israel.***

Editor: Heru Fajar


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah