Upaya Pemerintah untuk Menghindari Resesi Hingga Bulan ini!

- 23 September 2020, 08:47 WIB
Ilustrasi Resesi Ekonomi.*
Ilustrasi Resesi Ekonomi.* /Pixabay./

SEMARANGKU – Mengingat kuartal kegita hampir berakhir, sedangkan PDB masih negatif. Di kuartal ketiga ini, September 2020 menjadi penentu perekonomian Indonesia setelah mengalami tekanan di kuarta sebelumnya. Penekanan tersebut ditimbulkan akibat COVID-19.

Ketika kuartal I pada tahun 2020, pertumbuhan ekonomi Indonesia tercatat sebesar 2,97 persen. Sedangkan negara lain sudah banyak negatif.

Pada saat kuartal II tahun 2020, pertumbuhan ekonomi indoneisa malah minus 5,32 persen. Hal tersebut dijadikan tanda bahwa ekonomi nasional mengalami resesi.

Baca Juga: Turun! Harga Emas Antam Hari Ini Rabu, 23 September 2020 Update 1 Gram Rp1.059.000

Baca Juga: Cek Fakta: Habib Rizieq Shihab Mabuk Sebelum Tertabrak Unta di Arab Saudi Hingga Tewas

Akan tetapi, Indonesia masih memiliki peluang terhindar dari ancaman resesi ekonomi walaupun sejumlah ekonom memproyeksikan ekonomi Indonesia di kuartal III minus kembali.

Untuk menghindari ancaman resesi, pemerintah senantiasa berupaya mempercepat serapan anggaran program PEN agar pertumbuhan ekonomi Indonesia di Kuartal III tidak negatif.

Menurut perhitungan normatif menggunakan asumsi produk domestik bruto (PDB), setidaknya pemerintah harus membelanjakan sekitar Rp180 triliun untuk kembali mendorong pertumbuhan ekonomi yang minus 5,32 tersebut.

Baca Juga: Lihat Merchant Baru ShopeePay Minggu Ini untuk Sambut Gajian

“Harus dikerjar realisasinya, karena kalau bisa dikerjar di kuartal ketiga ini PDB kita setidaknya flat, tidak negatif,” tutur Budi Gunadi Sadikin sekalu Ketua Satuan Tugas (Satgas) Pemulihan dan Transformasi Ekonomi Nasional, sebagaimana dikutip Semarangku dari Antara News.

Produk domestik bruto (PDB) Indonesia mencapai 1 triliun dolar AS atau sekitar Rp14.500 triliun per tahun. Bila dalam satu tahun ada 4 kuratal, maka nilai PDB setiap kuartal sebesar Rp3.600 triliun, jelasnya.

“Jadi kalau kuartal II kita negatif 5 persen, maka 5 persen dari Rp3.600 triliun, sekitar Rp180 triliun,” katanya.

Baca Juga: Harga Emas Hari Ini Rabu 23 September 2020 - Update Terbaru Emas Antam, Retro, Batik, UBS Pegadaian

Baca Juga: Indonesia Alami Resesi Akhir September, Benarkah? Ini Penjelasannya!

Dia memaparkan bahwa hingga awal pekan September ini, anggaran stimulus PEN yang tersalurkan mencapai Rp87,5 triliun. Satgas PEN akan mempercepat pencairan anggaran agar mencapai Rp100 triliun guna meningkatkan konsumsi domestik.

Saat ini rasio fiscal untuk menghitung efek ganda berlipat dari stimulus adalah 2,1. Jika pemerintah meyalurkan stimulus Rp100 triliun, maka akan terungkit hingga Rp210 triliun dalam perputaran kegiatan ekonomi masyarakat.

Maka, Satgas PEN memberikan target penyaluran stimulus PEN hingga Rp100 triliun pada akhir kuartal II atau September. Hal tersebut dilakukan agar dapat memberikan daya ungkit ekonomi sebesar Rp210 triliun di masyarakat.

Baca Juga: Tahap 1 Cair! Ini Cara Dapat Bantuan Kuota Gratis dari Kemendikbud, Dapat 35-50 GB!

Baca Juga: CAIR! Ini Cara Dapat Bantuan Kuota Internet Pelajar dan Mahasiswa Gratis untuk Belajar

Daya ungkit tersebut dapat mengompensasi penurunan laju kegiatan ekonomi pada kuartal II tahun ini.

Gunadi juga menyampaikan bahwa pemerintah sudah menganggarkan dana cukup besar dalam menjaga perekonomian nasional. Diharapkan agar data tersebut juga berguna untuk investasi.

“Kita mengeluarkan uang cukup banyak untuk mengganjal selama pandemi, kalau bisa itu semua jangan habis begitu saja. Tetapi sebagian bisa dipakai investasi untuk membangun Indonesia yang lebih baru di masa depan,” tambahnya.***

Editor: Risco Ferdian

Sumber: Antara News


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x