SEMARANGKU – Mengingat kuartal kegita hampir berakhir, sedangkan PDB masih negatif. Di kuartal ketiga ini, September 2020 menjadi penentu perekonomian Indonesia setelah mengalami tekanan di kuarta sebelumnya. Penekanan tersebut ditimbulkan akibat COVID-19.
Ketika kuartal I pada tahun 2020, pertumbuhan ekonomi Indonesia tercatat sebesar 2,97 persen. Sedangkan negara lain sudah banyak negatif.
Pada saat kuartal II tahun 2020, pertumbuhan ekonomi indoneisa malah minus 5,32 persen. Hal tersebut dijadikan tanda bahwa ekonomi nasional mengalami resesi.
Baca Juga: Turun! Harga Emas Antam Hari Ini Rabu, 23 September 2020 Update 1 Gram Rp1.059.000
Baca Juga: Cek Fakta: Habib Rizieq Shihab Mabuk Sebelum Tertabrak Unta di Arab Saudi Hingga Tewas
Akan tetapi, Indonesia masih memiliki peluang terhindar dari ancaman resesi ekonomi walaupun sejumlah ekonom memproyeksikan ekonomi Indonesia di kuartal III minus kembali.
Untuk menghindari ancaman resesi, pemerintah senantiasa berupaya mempercepat serapan anggaran program PEN agar pertumbuhan ekonomi Indonesia di Kuartal III tidak negatif.
Menurut perhitungan normatif menggunakan asumsi produk domestik bruto (PDB), setidaknya pemerintah harus membelanjakan sekitar Rp180 triliun untuk kembali mendorong pertumbuhan ekonomi yang minus 5,32 tersebut.
Baca Juga: Lihat Merchant Baru ShopeePay Minggu Ini untuk Sambut Gajian